Pacitan, tvOnenews.com - Kasus leptospirosis menyerang warga Pacitan sejak tiga pekan terakhir. Ratusan warga mengalami suspect, 24 orang positif, bahkan tiga warga meninggal dunia, disebabkan oleh bakteri leptospira.
Koordinator Pengendalian Penyakit Menular Puskesmas Nawangan, Wahyu Tri Widodo mengatakan, dari total 24 pasien yang positif, 7 warga sempat manjalani perawatan di puskesmas setempat. Sementara 17 pasien dirawat di RSUD dr Darsono Pacitan. Rata-rata penderita leptospirosis mengalami keluhan, diantaranya demam tinggi hingga nafsu makan yang berkurang dan spesifik pada nyeri pada betis kaki.
"Yang dirawat di puskesmas sudah sembuh dan pulang ke rumah. 17 orang mungkin masih menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Darsono Pacitan. Kebanyakan pasien kami dengan keluhan demam tinggi disertai nafsu makan berkurang dan terindikasi terinfeksi virus leptospirosis," katanya.
Selain itu, pihak Dinas Kesehatan bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, pekan lalu sudah melakukan pengambilan sampel untuk dilakukan penelitian. Namun hingga saat ini hasilnya belum ada.
Penyebaran kasus leptospirosis di Kecamatan Nawangan merebak di 5 desa, diantaranya Desa Mujing, Nawangan, Gondang, Sempu dan Jetis Lor. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira tersebut diduga akibat warga terkontaminasi air kencing tikus saat berada di sawah. Hal ini berdasarkan hasil pencermatan di lapangan diketahui bahwa tingkat populasi tikus mengalami peningkatan sebesar 2 persen di wilayah kecamatan tersebut.
Sutarno, Kepala Desa Mujing, Kecamatan Nawangan ini menjelaskan, penderita terbanyak berada di desanya. Dengan jumlah penderita hampir mencapai seratus orang. Rencananya warga desa akan melakukan gropyok (basmi tikus) secara serentak agar populasi dan penyebaran virus dapat dicegah.
"Satu diantara lima desa itu penderita leptospirosis terbesar berada di Desa Mujing, yang meninggal 1 orang," jelasnya.
Sementara saat ini penyebaran kasus leptospirosis di Kecamatan Nawangan telah menunjukkan tren penurunan. Namun demikian pemerintah kecamatan dan desa terdampak masih terus melakukan pemantauan kepada masyarakat, khususnya bagi para penderita. Tidak hanya itu hasil laboratorium sampelnya telah diuji untuk segera diberi penjelasan agar masyarakat tidak resah. (asw/hen)
Load more