Sedangkan berdasarkan data sementara BPS, produksi jagung di Jatim pada tahun 2022 diprediksi mencapai 7,319 juta ton PPK dari luas panen 1,326 juta Ha.
“Jadi data yang fixed masih tahun 2021 karena untuk data produksi jagung tahun 2022 dari BPS secara resmi rencananya akan dirilis pada Maret ini,” katanya.
Menurut Khofifah, permintaan maupun market dari produksi jagung ini sangat tinggi. Baik untuk pakan ternak, maupun digunakan untuk industri produk makanan minuman sektor rumah tangga. Di sektor pakan ternak, pasar utama pakan ternak di Jatim adalah peternakan ayam ras pedaging dan petelur. Dimana 50 persen komponen pakan ayam adalah jagung.
Industri pakan ternak dan ketersediaan bahan baku berupa jagung ini saling berkaitan. Jenis industri pakan ternak di Jatim dibedakan menjadi dua. Pertama Industri Pakan Ternak Mandiri Skala Kecil yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak maupun unggas lokal. Kedua, Industri Pakan Ternak Sedang dan Besar (Manufaktur).
Dengan adanya varietas Reog 234, Khofifah optimistis produktivitas jagung Jatim akan meningkat. Jagung varietas Reog 234 ini diyakininya akan menjadi kebanggaan dan keunggulan pertanian Jatim.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan bahwa Jagung Jenis Hibrida Varietas TKS 234 atau Reog 234 hasil karya anak Ponorogo ini hasil produksinya terus meningkat. Menurutnya, varietas ini masa tanamnya tidak jauh dengan varietas lain tapi harganya jauh lebih murah sehingga memberikan nilai tambah bagi petani.
“Maturnuwun rawuhipun Ibu Gubernur Khofifah di tengah-tengah masyarakat Ponorogo. Ini adalah asli bikinan putra-putra Ponorogo mudah-mudahan ke depan misi kami Ponorogo tidak hanya sebagai daerah penghasil jagung tapi juga daerah penghasil benih jagung,” pungkasnya. (asn/hen)
Load more