“Dari wajah-wajah mereka yang tertangkap kamera, saat terjadi aksi tawuran di dua lokasi kemarin, baik dari PSHT maupun Kera Sakti, kami panggil untuk dimintai keterangan, bagaimana kronologi sampai apa yang memicu terjadinya tawuran,” imbuh Dwiasi.
Lanjutnya, total sepeda motor yang diamankan buntut dua tawuran pesilat di dua lokasi kemarin berjumlah 13 unit. Dari jumlah tersebut tujuh motor dari lokasi Karangtengah Prandon dan enam motor dari lokasi Kandangan semua dalam kondisi rusak akibat dimassa.
“Beruntungnya saat kejadian kedua, pas terjadi tawuran itu anggota kita segera tiba di lokasi untuk melerai, sehingga 12 korban itu langsung bisa dievakuasi dan motornya juga berhasil dievakuasi. Coba kalau telat pasti banyak korban,” tandasnya.
Hingga saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku dengan bekal rekaman kamera, pernyataan saksi-saksi dan korban.
Namun, dari berbagai kejadian baik di Ngawi maupun di luar daerah, dapat disimpulkan bahwasanya penyebab mudahnya antar kelompok pesilat saling tawur adalah adanya sifat fanatisme berlebihan pada kelompok perguruan pencak silatnya masing-masing, sehingga mereka mudah terprovokasi dan tersulut emosi. (men/gol)
Load more