Ngawi, tvOnenews.com - Aksi tawuran antar dua perguruan pencak silat di Dusun Ngandong Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, pada Minggu (5/3) dinihari lalu mulai berbuntut pada pemeriksaan puluhan massa dari kedua belah pihak.
Aksi tawuran di jalan raya Ngawi-Cepu sekitar pukul 04.00 WIB tersebut menyebabkan 12 warga luka-luka dan delapan unit sepeda motor dirusak hingga dibakar.
Menurut saksi kedua kelompok massa yang terlibat tawuran adalah perguruan pencak silat Setia Hati Teratai ranting Ngawi dengan IKS Kera Sakti dari Cepu dan Bojonegoro sepulang dari acara di padepokan pusat Caruban Madiun.
Kapolres Ngawi, AKBP Dwiasi Wiyatputera membenarkan bahwa pihaknya kini masih mendalami kasus tersebut dengan memeriksa sejumlah pemuda yang diduga terlibat baik dari kubu PSH Terate maupun dari IKS Kera Sakti di Mapolres Ngawi, Senin (6/3).
“Saat ini kami masih melakukan pengembangan dengan memeriksa puluhan massa dari kedua belah pihak (PSHT dan Kera Sakti) yang diduga terlibat, karena wajah-wajah mereka tertangkap kamera ikut tawuran di dua lokasi berbeda,” terang Dwiasi.
Aksi tawuran antar pesilat tersebut, menurut Dwiasi terjadi dua kali di lokasi berbeda, yakni saat rombongan dari IKS Kera Sakti berangkat menuju Caruban, lokasi berada di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi, pada Sabtu (4/3) sekitar pukul 10.30 WIB.
Sedangkan aksi tawuran kedua terjadi saat rombongan pulang dari Caruban, di Desa Karangtengah Prandon pada Minggu (5/3) dini hari.
“Dari wajah-wajah mereka yang tertangkap kamera, saat terjadi aksi tawuran di dua lokasi kemarin, baik dari PSHT maupun Kera Sakti, kami panggil untuk dimintai keterangan, bagaimana kronologi sampai apa yang memicu terjadinya tawuran,” imbuh Dwiasi.
Lanjutnya, total sepeda motor yang diamankan buntut dua tawuran pesilat di dua lokasi kemarin berjumlah 13 unit. Dari jumlah tersebut tujuh motor dari lokasi Karangtengah Prandon dan enam motor dari lokasi Kandangan semua dalam kondisi rusak akibat dimassa.
“Beruntungnya saat kejadian kedua, pas terjadi tawuran itu anggota kita segera tiba di lokasi untuk melerai, sehingga 12 korban itu langsung bisa dievakuasi dan motornya juga berhasil dievakuasi. Coba kalau telat pasti banyak korban,” tandasnya.
Hingga saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku dengan bekal rekaman kamera, pernyataan saksi-saksi dan korban.
Namun, dari berbagai kejadian baik di Ngawi maupun di luar daerah, dapat disimpulkan bahwasanya penyebab mudahnya antar kelompok pesilat saling tawur adalah adanya sifat fanatisme berlebihan pada kelompok perguruan pencak silatnya masing-masing, sehingga mereka mudah terprovokasi dan tersulut emosi. (men/gol)
Load more