Jombang, tvOnenews.com - Puluhan bahkan ratusan ekor sapi di Jombang, terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Tumbuh benjolan-benjolan pada tubuh sapi hingga jumlah benjolan mencapai ratusan jika serangan semakin parah. Akibatnya, peternak memilih menjual sapinya karena khawatir penyakitnya lebih parah.
"Banyak yang dijual ini. Karena terkena penyakit takutnya nanti akan lebih parah sehingga harganya murah," kata Bajuri peternak sapi warga Desa Ngrandulor, Kecamatan Peterongan, Selasa (14/3).
Menurut Bajuri, awalnya sapi miliknya terserang penyakit kulit, kemudian tumbuh benjolan-benjolan. Benjolannya semakin banyak kemudian nafsu makan sapi menurun, sehingga berat badan sapi juga menurun. Setelah dilaporkan ke Dinas Peternakan Jombang, kemudian diperiksa. Selain diperiksa, sapi tersebut juga mendapatkan obat antibiotik dan peternak diberi arahan pencegahan agar tidak menular dan sakitnya lebih parah.
"Tidak mau makan kemudian lemas. Kemudian saya beri minuman herbal seperti kunir dan temulawak sesuai anjuran Dinas Paternakan. Sekarang lumayan sudah mulai mau makan lagi," terang Bajuri.
Dua orang petugas Dinas Peternakan Kabupaten Jombang yang mendapatkan laporan segera turn melihat langsung kondisi sapi peternak. Petugas memeriksa tubuh sapi yang ditumbuhi benjolan-benjolan. Benjolan yang terdapat di tubuh sapi bukan saja pada punggung, perut atau leher, melainkan juga pada kaki. Sapi yang menderita LSD cukup parah, benjolannya hampir merata seluruh tubuh.
Benjolan-benjolan yang diderita sapi besarnya tidak merata. Benjolan yang baru tumbuh, masih kecil. Namun benjolan yang telah lama atau sekitar sepekan, terus membesar hingga pecah layaknya bisul pada manusia.
"Pernah kita pecah benjolan tersebut. Isinya seperti bisul," kata Kristianto, petugas Dinas Peternakan, saat mengecek dua ekor sapi milik peternak di Desa Ngrandulor.
Load more