Surabaya, tvOnenews.com - Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk tidak lagi menjual pakaian import bekas atau thrifting, mulai dikeluhkan oleh para pedagang dan pembeli. Menurut mereka aturan yang kini digulirkan pemerintah merugikan mereka.
Tak hanya merugikan, kebijakan pemerintah soal pelarangan pakaian impor bekas juga berdampak ekonomi warga. Pasalnya, pascaaturan tersebut diberlakukan, kini para pedagang tak lagi bisa mendapatkan pendapatan. Salah satunya, dikeluhkan sejumlah pedagang di kawasan jalan Pahlawsn, Surabaya.
Oktavia misalnya, pedagang pakaian import bekas tersebut merasa keberatan dengan aturan pemerintah yang dirasa sangat merugikan. Apalagi, Oktavia juga memiliki karyawan yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan tersebut.Selasa (28/03/2023)
"Kalau menurutku sebagai pedagang, kita kurang setuju. Soalnya saya sudah mengalami jualan ini naik turun juga. Jualan thrif (thrifting) ini juga sangat-sangat membantu ekonomia keluarga saya dan karyawan saya khususnya , apalagi ramadhan dan jelang lebaran permintaan pakaian bekas branded meningkat “ Ujarnya
Halaman Selanjutnya :
Tak hanya berdampak pada perekenomian dirinya dan sejumlah karyawanya, pelarangan pakaian bekas juga membuat para pedagang kehilangan mata pencaharian.“Soalnya saya juga ada beberapa karyawan yang menggantungkan hidupnya di pekerjaan ini. Kalau misalkan pemerintah melarang, kita juga bingung mau memulai usaha apalagi yang membutuhkan modal yang kecil, yang minim dan yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat. Harapan saya, pemerintah tidak melarang. Kalaupun misalkan melarang juga dikasih solusi terbaik bagi pedagang-pedagang kecil seperti kita," kata Oktavia, Selasa (28/3/2023).Sementara itu, Salah seorang peminat barang import bekas, Fauziah, juga tidak sepakat jika import barang bekas dilarang pemerintah. Karena selama ini, dirinya juga tidak pernah ada masalah dengan penyakit imbas dari membeli pakain impot bekas bahkan untuk keperluan baju lebaran ia dan keluarganya sering berbelanja thrifting ."Kalau saya sendiri kurang setuju. Soalnya saya sendiri suka cari-cari barang (bekas) atau ngethrif istilahnya. Selain barangnya itu masih bagus-bagus terus juga murah.apa lagi buat kebutuhan lebaran .Terus saya juga, lanjutnya, belum pernah dapat masalah (penyakit) yang berhubungan dengan baju import yang saya beli. Aturan pemerintah menurut saya kurang tepat. Thrif (thrifting) modelnya jarang terus murah juga jarang ada yang punya. Jadi kalau punya baju itu enak," aku Fauziah.
Load more