Banyuwangi, tvOnenews.com - Pemkab Banyuwangi terus menggeber program untuk penanganan anak putus sekolah yang sempat menjadi masalah lantaran pandemi Covid-19.
Suratno membeberkan bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 pada tahun 2021 lalu ada sekitar 1,6 persen peserta didik dari semua jenjang pendidikan (SD - SMA setara) mengalami putus sekolah, baik dari jenjang sekolah yang di bawah kewenangan kabupaten, provinsi, Kementerian Agama, hingga pondok pesantren.
"Ya memang kondisi pandemi itu meningkatkan angka drop out sekolah. Sebagai contoh bila tahun 2019 angka drop out SD hanya ada 19 anak, SMP 115. Namun tahun 2021 tercatat 449, dan SMP ada 1371. Ini jadi PR kita bersama," kata Suratno.
Untuk itu, pada 2023 ini Pemkab menggelontor anggaran pendidikan cukup besar. Antara lain dalam program-program bantuan pendidikan serta Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah).
Beasiswa dan beragam bantuan pendidikan juga terus dikucurkan, mulai dari beasiswa kuliah, uang saku dan bantuan transportasi tiap hari untuk pelajar, hingga bantuan biaya hidup untuk pelajar rentan putus sekolah.
Untuk program uang saku, dimana pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari.
Load more