Banyuwangi, tvOnenews.com - Memiliki kekurangan, bukan berarti membuat para difabel di Banyuwangi berhenti berkreativitas. Mereka membentuk skuad sepak bola yang tergabung dalam Persatuan Sepak bola Amputasi Banyuwangi (Persawangi).
"Kami terus hidupkan tim sepakbola difabel ini untuk perkembangan olahraga," kata Ketua Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia, (PSAI) Banyuwangi, Temon, Minggu (2/4).
Tim Banyuwangi juga sempat ikut berlaga di turnamen Trofeo Jember, namun tersingkir. Kala itu pemain Banyuwangi terbatas. Usianya sudah tua, ditambah tidak ada pemain pengganti.
"Saat itu baru 3 hari latihan langsung main, dan tidak ada pemain pengganti, sehingga gugur," kata Temon.
Alatnya pun ala kadarnya. Seharusnya pakai tongkat sport. Atlet Banyuwangi justru pakai tongkat medis, mudah patah saat terkena bola.
"Lawannya pakai tongkat sport harganya Rp2,5 juta. Kita pakai tongkat medis harganya Rp90 ribu. Kena bola patah, " ujar Temon.
Harapannya tahun ini mulai ditumbuhkan, tim kembali diaktifkan. Pemain-pemain lama dikumpulkan dan kembali diajak latihan. Kini personel yang sudah terkumpul sudah ada 13 orang, disokong 2 orang manajemen.
Load more