Lumajang, tvOnenews.com - Harga telur ayam yang sempat meroket ketika memasuki bulan Ramadhan, kini justru menunjukkan tren penurunan harga, sejak sepekan awal bulan Ramadhan.
Hal itu dirasakan oleh Nurul Hidayati (45), salah satu pedagang sekaligus peternak ayam petelur asal Dusun Tegir Desa/ Kecamatan Pasirian Lumajang.
Ditemui di lapak dagangannya di depan Stadion Wijaya Pasirian Senin (4/3) siang, Nurul mulai mengaku ketar-ketir dengan tren penurunan harga telur.
"Dulu awal puasa, saya sempat jual eceran 29-30 ribu per kilogramnya, jadi lumayan untunglah, kan ini hasil peternakan sendiri," kata Nurul.
Tapi, memasuki pekan pertama Ramadhan, harga eceran telur ayam terus turun Rp500 hingga Rp1000/ harinya.
"Ini memasuki pekan kedua, harga ecerannya sudah mencapai 26 ribu per kilogramnya. Artinya ini hanya cukup untuk balik modal saja. Sebab, saat ini harga pakan cenderung mengalami kenaikan. Idealnya minimal harga eceran 27 ribu per kilogram, saya baru bisa memperoleh untung," tambahnya.
Nurul juga mengeluhkan omset penjualan yang juga ikut turun hingga 25 persen akibat semakin berkurangnya permintaan pasar.
"Dulu waktu harga mahal, setiap hari saya mampu menjual hingga 120 kilogram. Tapi kini hanya mampu menjual 90 kilogram saja. Padahal harga telur murah tapi sepi pembeli," keluhnya.
Selaku pedagang sekaligus peternak ayam petelur, Nurul hanya bisa berharap harga pakan segera kembali normal. Sebab dari tiga jenis pakan yang dibutuhkan mulai jagung, bekatul dan konsentrat semua naik.
"Saya cuma berharap harga pakannya juga ikut turun agar kami juga bisa memperoleh untung meskipun harga jual telur cenderung turun," ucapnya.
"Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, harga akan kembali naik sepekan jelang lebaran. Itupun kami belum tentu untung jika harga pakan ayam juga ikut naik," pungkasnya. (wso/hen)
Load more