Surabaya, tvOnenews.com - Jelang arus mudik lebaran, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali memberlakukan larangan melintas untuk truk dan kendaraan angkutan barang pada masa angkutan Lebaran 2023.
Larangan melintas tersebut dilakukan seiring dengan prediksi tingginya jumlah pemudik pada tahun ini yang mencapai 123,8 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sekitar 36 juta di antaranya akan menggunakan mobil pribadi atau sewa.
Pelarangan melintas untuk truk dan kendaraan angkutan barang akan mulai diberlakukan pada 18-21 April 2023 untuk arus mudik Lebaran 2023.
Sementara itu, untuk arus balik pelarangan akan dimulai pada 24-26 April 2023
Menanggapi larangan beroperasi di saat arus mudik lebaran, Organisasi Angkutan Darat (Organda) wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan tegas menolak kebijakan pemerintah soal larangan beroperasi bagi seluruh armada angkutan barang maupun logistik. Mereka berencana akan tetap beroperasi.
Organda Tanjung Perak tolak kebijakan larangan beroperasi di pelabuhan bagi angkutan barang saat libur Lebaran. Dok: Zainal Azkhari-tvOne
Ketua Organda Tanjung Perak Surabaya Khodi Lamahayu mengatakan jika larangan tersebut sangat tidak relevan dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu seperti saat ini.
Menurut Khodi, semestinya angkutan barang di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tetap bisa beroperasi karena di wilayah pelabuhan tidak terdampak kemacetan arus mudik.
Bukan tanpa alasan penolakan Organda terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Ini didasari oleh lesunya perekonomian usai dua tahun pandemi.
Sehingga, momentum arus mudik lebaran dimana permintaan angkutan barang (logistik) meningkat sangat membantu pemasukan pelaku usaha khususnya transportasi barang bertahan di masa resesi.
“Momen lebaran ini musim panen istilahnya bagi pengusaha transportasi. Jadi sangat membantu ekonomi mereka di saat ekonomi lesu seperti ini. Jika mereka harus dihentikan untuk tidak beroperasi akan menambah beban operasional perusahaan karena harus mengeluarkan THR bagi karyawannya,” ujar Khodi.
Mohammad Shaleh (50), seorang sopir pickup kentang asal Pasuruan, menuturkan jika masa lebaran tahun ini angkutan logistik meningkat di atas 100 persen dibanding tahun lalu.
Hal ini merupakan angin segar bagi dirinya sebagai sopir untuk menikmati hasil setelah dua tahun lesu akibat pandemi.
“Saya hampir seminggu dua kali membawa kentang dan sayur dari Bromo untuk dikirim melalui jasa ekspedisi kapal di Tanjung Perak. Memasuki Ramadhan dan lebaran order angkutan saya meningkat dan berkah buat keluarga saya. Semoga pemerintah dalam hal ini Kemenhub mau meninjau ulang kebijakan larangan beroperasi karena Tanjung Perak itu jalannya sepi kalau lebaran,” harapnya.
Dua tahun pandemi lalu pengusaha jasa angkutan barang dan angkutan lainnya yang tergabung dalam Organda telah mengalami penurunan pendapatan sebesar 60 persen. (zaz/nsi)
Load more