Banyuwangi, tvOnenews.com - Para peternak lobster di perairan Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, meradang. Ribuan ekor lobster hasil budidaya dilanda mati massal. Musibah ini dipicu pencemaran air laut yang semakin parah.
"Air laut yang berubah warna coklat ini sudah beberapa kali terjadi. Namun kali ini yang paling parah," kata Pengurus Kampung Lobster Banyuwangi, Hadiyanto.
Padahal, lobster yang dibudidaya di dasar laut ini berkualitas ekspor. Kondisi ini membuat para peternak mengalami kerugian hingga ratusan juta. Maklum, budidaya ini membutuhkan modal sangat besar.
Fenomena pencemaran laut ini diawali hujan deras yang terus mengguyur wilayah Banyuwangi. Hal ini membuat air sungai membawa lumpur dan sampah ke laut. Kotoran inilah yang memicu munculnya bakteri jahat yang menyerang lobster. Pertumbuhan lobster menjadi terganggu. Bahkan, tingkat kematiannya mencapai 60-70 persen.
"Jadi, ada serangan bakteri akibat pencemaran sampah laut ini. Sampah yang mengendap memicu racun yang membunuh lobster," jelasnya.
Jika pencemaran laut ini terus berlanjut dipastikan banyak peternak lobster yang akan gulung tikar.
Tingginya kematian lobster budidaya ini dipastikan akan mengganggu ekspor. Padahal, pasar lobster akan segera meroket mulai Agustus, September hingga Desember. Bahkan, bisa berlanjut hingga Januari. Lobster dari Banyuwangi banyak dikirim ke Cina, Hongkong dan Taiwan. Sekali panen, peternak bisa menghasilkan hingga 1 ton lobster. Akibat pencemaran, panen lobster dipastikan anjlok tajam.
"Harapan kami, masyarakat mulai sadar tidak membuang sampah ke sungai. Dampaknya pada pencemaran laut," tutupnya. (hoa/hen)
Load more