Pacitan, tvOnenews.com - Menjadi prajurit TNI merupakan suatu hal yang membanggakan bagi banyak orang. Arifin, seperti itulah sapaan teman maupun keluarganya dalam kesehariannya, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Agus Susanto dan Parmini.
Berkat keyakinan dan percaya diri, cita-cita itu ia wujudkan. Namun bukan hal mudah dan lolos begitu saja, tentunya banyak tahapan seleksi yang harus dilaluinya.
"Mengikuti serangkaian tahapan tes dan bersaing dengan ratusan peserta lainnya. Arifin sekali gagal dan ikuti seleksi TNI AD kedua kalinya mendaftar hingga lulus di Sekolah Calon Tamtama Tahun 2016," jelasnya.
Agus Santoso tak pernah membayangkan anak pertamanya sukses menjadi seorang TNI AD. Dari seleksi sampai lulus, Arifin tidak pernah meminta uang. Namun demikian sebagai orang tua, tetap memberi sebagai penyemangat.
Sosok Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI yang gugur ketika bertugas
Dirinya bersyukur Miftahul Arifin yang lahir di Pacitan, 31 Maret 1996 ini berhasil menjadi prajurit TNI berpangkat Prajurit Satu dan menjadi bagian dari dharma bakti pada bangsa dan negara di Danpokpan 1-Ru 3/1/B/Yonif R 321/GT/13/1/Kostrad.
"Alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan jalan yang terbaik, sehingga anak kami diberikan kesempatan menjadi seorang prajurit TNI AD. Selain berbakti kepada keluarga, juga menjadi orang yang berbakti kepada negara, nusa dan bangsa," ujar Agus Susanto.
Belakangan diketahui, latar belakang sosok orangtua yang mendorong dan memperjuangkan dalam mewujudkan cita-cita anaknya menjadi prajurit TNI adalah pasangan suami istri yang hidup hanya dengan mengandalkan hasil buruh tani. Meski demikian, kondisi itu tidak membuatnya patah semangat. Tetap harus bekerja keras guna mencukupi kebutuhan keluarga terutama adik kandung Arifin dan juga istrinya.
Agus Susanto menyampaikan pesan Pratu Miftahul Arifin kepada keluarga dan teman-temannya untuk jangan pernah menyerah, terus berusaha, dan selalu bersyukur atas jalan yang diberikan. (asw/far/hen)
Load more