Surabaya, tvOnenews.com - Julukan Kota Surabaya sebagai kota ramah anak perlu ditinjau kembali. Dunia pendidikan dan anak-anak di Surabaya kembali tergores luka. Seorang siswi SMP berinisial DW (15) harus merelakan statusnya sebagai anak-anak ternoda oleh perbuatan asusila sejumlah tetangganya. DW yang saat ini duduk di bangku kelas dua di salah satu SMPN Surabaya itu tengah hamil 5 bulan, akibat dicekoki miras dan digilir oleh sejumlah teman sekaligus tetangganya sendiri.
Kabar tersebut kali pertama didengar oleh ibu korban yang mendapatkan pengakuan dari korban, dan lantas mengadukan kasus tersebut ke Imam Syafii, anggota Komisi A DPRD Surabaya. Imam lantas mendatangi DW di kediamannya. Terungkap, DW hamil lima bulan, perutnya mulai membesar.
Kasus pemerkosaan terjadi pada Desember 2022. Namun, DW baru berani menceritakan insiden bejat itu ke orang tuanya saat lebaran kemarin.
”Ibu DW curiga karena gerak-gerik putri sulungnya itu seperti orang hamil. Setelah didesak, DW akhirnya mengakui peristiwa keji yang menimpanya,” ungkap Imam, Kamis (27/04).
Kasus itu sudah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya Selasa (25/4) malam. Korban saat ini sedang menjalani visum di RS Bhayangkara Polda Jatim. Setelah itu, korban langsung opname di RSU Suwandie, karena kondisi kesehatannya terus menurun.
Menindaklanjuti kasus DW, anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafii mengatakan, telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Surabaya Ida Widayati untuk ikut menangani masalah itu. Sebab, saat ini korban berinisial DW sedang mengalami trauma berat.
”Alhamdulillah Bu Ida langsung respon cepat. Timnya sudah bertemu dan berdialog dengan korban,” papar Imam Syafii, wakil rakyat yang berlatar belakang wartawan dan pengacara itu.
Menurut Imam, korban DW bukan salah pergaulan. Siswi kelas dua SMPN Surabaya itu tipe anak perempuan pendiam. Dia lebih banyak menghabiskan kesehariannya di dalam rumah di kawasan Kecamatan Bubutan, Surabaya.
”Saat kejadian, DW diajak tetangganya beli makanan. Ternyata pulangnya mampir di rumah seorang pemuda di kampung tidak jauh dari rumah DW,” ungkap Imam.
DW adalah sulung dari tiga bersaudara dari keluarga kurang mampu. Bapaknya kerja serabutan, sedangkan ibunya mengais rezeki dengan mengamen.
Terkait kasus itu, politikus Nasdem itu minta Pemkot Surabaya mengobati kesehatan fisik dan psikis DW. Selain itu, polisi harus secepatnya menangkap pelaku.
”Tidak bisa ditawar lagi, polisi dan satpol PP harus serius memberantas peredaran minuman beralkohol ilegal. Terutama di dekat perkampungan, mudah dibeli oleh anak-anak dan remaja,” ujar Imam.
”Sudah terbukti banyak mudaratnya. Sama sekali tidak ada kebaikannya,” pungkasnya.
Sementara itu Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Surabaya menunggu berkas laporan dari korban tersebut masuk, untuk segera memproses dan memanggil sejumlah terduga pelaku yang menodai korban.
“Secepat mungkin kami proses, kami masih menunggu berkas laporan masuk dan segera memanggil sejumlah pihak terkait,” ujar Akp Wardi Waluyo Kanit PPA Polrestabes Surabaya saat di konfirmasi wartawan. (zaz/hen)
Load more