Sumenep, tvOnenews.com - Berawal dari istilah "Telasan" yang artinya hari raya atau lebaran dan "Topa'" yang artinya ketupat, warga Madura punya tradisi rutin, yang selalu dilaksanakan tepat pada 7 syawal atau hari ketujuh usai Idul Fitri bernama Telasan Topa’.
“Telasan Topa' bagi orang Madura identik dengan suka cita bersama sanak keluarga, sehingga hal tersebut berdampak pada padatnya sejumlah destinasi wisata di Sumenep, Madura, seperti di Pantai Lombang, Pantai Slopeng dan sejumlah destinasi wisata lainnya di Madura", ungkap Achmad Fauzi, Bupati Sumenep.
Fauzi juga menjelaskan bahwa pada tradisi Telasan Topa' ini, mungkin tidak ditemukan di daerah lain, namun tradisi ini bagi warga Madura merupakan hal wajib dilaksanakan tanpa terkecuali. Selain memasak ketupat atau topa' dengan bermacam lauknya, nilai-nilai sosial sangat menonjol pada momentum ini, seperti berbagi masakan ketupat bersama tetangga dan kerabat.
Nuansa silaturahmi pada tradisi ini, juga tidak pernah luput dari suguhan masakan ketupat, ini merupakan salah satu cara warga Madura untuk menunjukan rasa syukur atas nikmat dari Allah SWT. Seluruh warga Madura menganggap tradisi ini sebagai suatu kewajiban dan mereka menikmati tradisi ini.
"Ini wujud rasa syukur warga Madura atas nikmat dan keberkahan yang dilimpahkanNya, dan hingga saat ini, bagi nelayan dan petani di Madura, masih memegang teguh nilai-nilai rasa syukur tersebut, seperti menggantungkan ketupat di perahu dan peralatan pertaniannya ," terang Fauzi, warga Madura.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu warga Pamekasan, Ibrahim, yang menurutnya, momentum Telasan Topa' ini merupakan hari raya kedua setelah Idul Fitri 1 Syawal sebelumnya, sehingga menurutnya, tradisi ini masih sangat kental didapati di Madura, bahkan orang Madura yang merantau pasti akan tetap merayakannya didaerah perantauannya.
“Namun bagi kami yang ada di Madura, kami memiliki tradisi, selain sebagai ajang silaturahmi saja, momen Telasan Topa' keluarga kami berekreasi di tempat wisata dengan membawa bekal masakan ketupat,” ujar Ibrahim.
"Usai bersilaturahmi dengan tetangga dan kerabat dekat, kami melanjutkannya dengan pergi berekreasi di tempat wisata, karena setelahnya baik saya dan anak-anak kembali beraktivitas dengan normal usai menjalani bulan suci Ramadhan kemarin, dan ketika Telasan Topa’, saya bahkan bisa empat kali menyantap masakan ketupat, karena ketika berkunjung ke tetangga dan keluarga dekat, pasti disuguhin, dan wajib hukumnya disantap," terang Ibrahim. (vaf/far)
Load more