Surabaya, tvOnenews.com - Pembagian penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kantor Pos dilaksanakan hingga malam hari, sempat menuai protes Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Pembagian tersebut membahayakan warga, terutama bagi yang sudah sepuh untuk membawa uang.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kepadatan di Kantor Pos Kebonrojo karena banyaknya kecamatan yang dicover. Untuk mengurai kepadatan, pembagiannya harus disebar di semua kecamatan.
“Kita akan bantu proses pembagian di kecamatan karena ini berurusan dengan warga Surabaya,” kata Cak Eri.
Cak Eri langsung memerintahkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) M Fikser dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Anna Fajriatin untuk berkoordinasi dengan kantor pos. Solusi itu disepakati dan akhirnya penyaluran itu dilakukan di 31 kantor kecamatan.
“Karena penerima BLT begitu padat, maka harus diubah sistemnya. Dibagi di masing-masing kecamatan. Kasihan warga kalau berdesak-desakan,” tegas Cak Eri.
Antrean panjang penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), Rabu (10/5), membuat pihak Kantor Pos Besar Kebonrojo kewalahan. Pemkot Surabaya akhirnya turun tangan. Selanjutnya, penyaluran BLT dilakukan di kantor kecamatan, Kamis (11/5).
Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriyatin menjelaskan, penyaluran BLT kali ini berupa dana bantuan sosial program sembako periode Januari-Maret 2023.
“Penyalurannya itu diatur langsung oleh kantor pos. Jadi, bukan menjadi kewenangan Pemkot Surabaya,” kata Anna.
Sementara itu, menanggapi hal itu, Kantor Pos Surabaya mengklarifikasi bahwa pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk warga penerima manfaat sebenarnya sudah dijadwalkan hingga mulai pukul 07.00 hingga 14.00 WIB.
Deputy Executive General Manager KCU Kantor Pos Surabaya Kebonrejo, M Wijayakatwang mengatakan bahwa pihaknya diintruksi oleh Pemerintah Pusat untuk membagikan sebanyak 51 ribu penerima BLT dengan waktu selama 5 hari sejak Senin (6/5) lalu.
Wijaya menyampaikan alasan Kantor Pos tetap melayani warga sampai malam hari meski waktu jam pembagian berakhir, guna target percepatan untuk memberi 51 ribu penerima BLT tersebut.
“Kita itu sudah membuat jadwal sampai jam berapa, tapi ketika warga masih datang kita layani, ini juga untuk percepatan. Apalagi kita harus dibagikan dalam waktu 5 hari,” kata Wijaya, Kamis (11/5).
Merespon protesnya Wali Kota Eri Cahyadi, Wijaya menyampaikan bahwa pihaknya tidak tega kepada warga yang telah datang karena di malam hari. Padahal, waktu pengambilannya telah selesai.
“Pak Wali keberatan warganya bahaya sampai malam karena sudah jompo, sepuh, berisiko bawa uang. Kalau orang sudah datang disuruh pulang kan kasian,” ujarnya.
“Sebenarnya kita disalahkan juga kalau sampai 14.00 WIB terlalu cepat, karena kantor daerah lain bisa sampai 17.00-18.00 sore,”sambungnya.
Padahal sebelumnya, lanjutnya, Kantor Pos sudah bekerjasama dengan Kecamatan dan Kelurahan untuk membantu membagikan penyaluran BLT tersebut. Sebab, kantor pos cabang di Surabaya dikhawatirkan tidak mampuni.
Terlebih lagi, penerima manfaat menunda mengambil BLT waktu yang sudah ditentukan.
“Kita minta bantuan ke lurah atau kantor camat sebagai tempat pembayaran. Namun, waktunya mepet dan banyak warga yang tunda datang,” jelasnya.
Sehingga, hari terakhir kemarin, Rabu 10 Mei 2023, warga membludak mendatangi Kantor pusat Surabaya salah satunya di Kebonrejo.
“Ketika di hari Rabu (terakhir) pagi itu orang makin berjubel antrean tidak bisa dikendalikan, maklum lah penerima bansos pingin semua deluan alasan jompo dan segala macam,” terangnya.
Terpisah, Koordinator KSH Kota Surabaya Dewi Nindita menilai bahwa pemberlakuan pendistribusian pastinya sudah mempertimbangkan rasio jumlah penerima dengan durasi yang dibutuhkan.
“Saya sebagai bagian dari petugas pelaksanaan, pada intinya kami sepakat pemberian BLT dipertimbangkan jumlah penerima dan durasi waktu yang wajar,” kata Dewi.
Meski pemberian BLT dari Kantor Pos melayani hingga malam hari, namun tetap batas waktu yang wajar.
“Saya setuju pendistribusiannya harus segera terlaksana kalaupun sampai malam, tetap dalam batas waktu yg wajar sebab pelayanan publik malam hari juga sedang getol di kota Surabaya,” jelasnya. (zaz/hen)
Load more