Banyuwangi, tvOnenews.com – Pecegahann stunting atau gagal tumbuh pada anak di Banyuwangi dibuat beda. Tak sekadar pemenuhan gizi, pasokan air bersih menjadi salah satu pendukung mencegah stunting. Terkait ini, puluhan infrastruktur air bersih digalakkan di Kabupaten Ujung Timur Jawa tersebut.
"Jadi, penyebab stunting bukan hanya satu faktor, melainkan multi faktor. Mulai dari pengasuhan yang kurang baik, kurangnya pangan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan, hingga kurangnya akses air bersih dan sanitasi," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Sabtu (13/5).
Menurut riset Kementerian Kesehatan, air bersih dan sanitasi berkontribusi hingga 60 persen dalam penurunan stunting pada anak. Dari data ini, selain menggenjot perbaikan gizi hamil dan balita, pihaknya menggelontorkan berbagai program akses air bersih bagi masyarakat.
“Setelah tahun lalu kita fokus membangun sumur bor di sejumlah wilayah rawan air, tahun ini kita lanjutkan dengan program pembangunan jaringan perpipaan untuk mendukung distribusi air bersihnya," jelasnya.
Harapannya, dengan mudahnya jaringan air bersih, akan mendorong perilaku hidup sehat masyarakat. Sehingga, potensi stunting pada anak bisa dihindari.
Program jaringan perpipaan ini, merupakan pengembangan infrastruktur air bersih yang rutin dilakukan di Banyuwangi. Tahun ini, total 71 titik pembangunan infrastruktur perpipaan yang tersebar di berbagai wilayah. Fokusnya, wilayah rawan air dan daerah yang terdeteksi memiliki angka stunting tinggi. Diantaranya, Desa Sidowangi Kecamatan Wongsorejo, Desa Gumuk Kecamatan Licin, Desa Kebonrejo Kecamatan Kalibaru, Desa Bumiharjo Kecamatan Glenmore, dan lainnya.
Selain pipanisasi, di sejumlah wilayah juga dibangun tandon dan sumur bor baru untuk mendukung akses air bersih. Tak sekadar membangun jaringan perpipaan baru, melalui program ini, pemeliharaan jaringan yang sudah rusak atau aus juga dilakukan. (hoa/far)
Load more