Surabaya, tvOnenews.com - Berjuang selama 37 tahun menabung agar bisa menunaikan Rukun Islam ke 5, lelah Ahmad Mujib, warga Pagesangan 4 Surabaya, berbuah lillah. Ahmad Mujib yang sudah mendaftar haji sejak tahun 2011 itu, akhirnya bisa memenuhi panggilan Allah untuk berangkat ke tanah suci pada tahun ini.
Sejak tahun 1986, keinginan kuat Mujib untuk berangkat haji mulai tumbuh, saat itu dirinya hanya sebagai buruh kasar di salah satu Pabrik di kawasan Sidoarjo. Untuk menambah tabungannya, Mujib harus mencari pekerjaan tambahan, dengan menyisihkan upah sebagai buruh, Mujib akhirnya bisa membeli becak, dan menjalani profesi sebagai tukang becak sepulang dari pabrik.
"Hasil dari bekerja di pabrik saya kumpulkan untuk membeli becak. Saat itu tahun 1986. Sehabis pulang kerja dari pabrik, saya selalu mencari penumpang," terang Mujib, saat dijumpai di kediamannya.
"Yang nabung istri saya. Saya tidak pernah tahu berapa jumlah tabungan yang terkumpul, saat itu yang penting saya ngomong ke istri saya, harus nabung untuk berangkat haji. Tahun 2011 tiba-tiba istri saya daftar haji tanpa sepengetahuan saya," aku Mujib.
Sejatinya, keberangkatan keduanya dijadwalkan pad tahun 2020 silam, namun akibat pandemic Covid-19, pemerintah Saudi Arabia meniadakan pelaksanaan ibadah haji, untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Dan di tahun 2020 itu pula, Mujib harus kehilangan istrinya karena terlebih dahulu menghadap Sang Khaliq.
"Daftar haji berdua sama istri. Tapi saat ramai-ramainya Covid, istri saya meninggal dunia. Akhirnya saya hanya berangkat sendiri. Tapi alhamdulilah sudah badal haji untuk istri saya," kata Mujib.
Kini seluruh biaya haji telah dia lunasi. Dan tahun 2023 ini Mujib direncanakan akan berangkat ke tanah suci makkah. Semua proses telah dia lewati, tinggal menunggu pembagian kloter dan juga koper yang berisi kebutuhan haji.
"Ini sudah ada bukti pelunasan. Tinggal pembagian kloter dan koper saja," tambah Mujib.
Lebih lanjut Mujib bercerita, keinginan dirinya untuk bisa berangkat haji diawali dari keluarganya. Saat itu, Mujib masih kecil. Saudara Mujib di kampung Blitar sering berangkat haji. Disitulah kemudian Mujib memiliki keinginan untuk bisa ke Makkah seperti saudaranya. (sha/hen)
Load more