Polemik Pembebasan Lahan Bendungan Karangnongko, BBWS Bengawan Solo Ikut Memantau

Bojonegoro, tvOnenews.com - Bendungan Karangnongko rencananya dibangun di perbatasan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tepatnya Desa Ngelo dan Desa Kalangan Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro dan di selatan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Blora.

Bendungan Karangnongko telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai kontruksinya, dianggarkan APBN sebesar 1,5 triliun. Proyek ini diharapkan selesai persiapan pembangunannya pada akhir tahun ini. Sehingga, nantinya pembangunan konstruksi bisa dimulai 2024 sesuai timeline, dan targetnya selesai pada 2027.

Rifki Maulana, Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Bengawan Solo, saat dikonfirmasi tvOneNews.com melalui ponselnya, terkait kendala pembebasan lahan yang disebabkan tuntutan warga Desa Ngelo belum terpenuhi mengatakan, bahwa pihaknya sudah mengetahui. Namun, hal itu masih dipantau dan tidak bisa ikut masuk secara teknis karena kewenangan pembebasan lahan, telah disepakati dilakukan Pemkab Bojonegoro sebagai penyandang dana atas ketersediaan lahan, untuk Bendungan Karangnongko.

"Ya, kami mendengar kondisi pembebasan lahan di ngelo situasinya kurang kondusif, namun itu tanahnya pemkab. Kami berharap bisa diselesaikan dengan baik tidak ada pihak yang dirugikan, karena kita berharap pada akhir tahun sudah selesai," ungkap Rifki Maulana.

“Untuk pengerjaan konstruksinya, kami targetkan pada September ini sudah mulai," imbuhnya.

"Meski tidak ada koordinasi atau undangan terkait persoalan tersebut dengan pihak Pemkab Bojonegoro, namun pihak kami tetap memantau perkembangannya dari jauh saja," tandas Rifki Maulana.

Diketahui, proyek pembangunan Bendungan Karangnongko akan dimulai dari wilayah Kabupaten Bojonegoro. Diprediksi dapat menampung sebanyak 59,1 juta meter kubik air, dengan luasan genangan 1026,5 hektar. Bendungan Karangnongko diharapkan bisa menyuplai air baku sebesar 1.155 liter/detik untuk empat kabupaten yaitu Kabupaten Bojonegoro, Blora, Tuban, dan Ngawi.

Infrastruktur ini juga bermanfaat terhadap daerah irigasi Karangnongko kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.747 hektar, dan daerah irigasi Karangnongko kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 158.000 hektar. (dra/far)