Bahkan satu dari kecelakaan tunggal yang terjadi di jalur wisata tersebut, juga memakan korban jiwa dan sisanya mengalami luka–luka. Rata-rata, pemotor tidak menguasai medan atau jalur menuju Bromo. Saat jalan menurun, kebanyakan pemotor mematikan mesin. Atau menekan rem secara terus menerus.
“Nah, rem ini yang bermasalah. Ketika direm terus, piringan atau cakram akan panas. Hal ini menghilangkan daya cengkram sesaat. Begitu agak dingin, dia akan mencengkeram lagi,” imbuhnya.
Mayoritas terjadinya kecelakaan dipicu rem blong ini, melanda motor matik yang memang hanya bergantung pada fungsi rem saja. Berbeda dengan motor transmisi manual, karena masih ada fungsi rem.
"Pihaknya telah melakukan berbagai cara. Mulai dari memasang banner peringatan, sampai dengan melibatkan tokoh masyarakat, pelaku wisata dan warga sekitar, untuk memberikan edukasi dan sosialisasi pada pemotor yang datang ke kawasan Bromo," tandasnya.
Dari hasil beberapa olah TKP petugas kepolisian, terjadinya kecelakaan akibat kasus rem blong di jalur Wisata Bromo, diketahui rata-rata disebabkan tidak berfungsinya sistem pengereman kendaraan. (msn/far)
Load more