Surabaya, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat sepanjang tahun 2022 kasus penyakit Sifilis di Jawa Timur mencapai 1053 kasus, dengan prosentase terbesar diidap oleh pelaku orientasi seks laki-laki (LSL) yang mencpai 75%, 10% terjadi pada ibu hamil, dan 10% adalah lain-lain.
Optimalisasi ini akan membantu, dalam melakukan pelacakan, dan pencegahan sejak dini, sehingga akan mempermudah dalam melakukan penanganan dan pencegahan penyebaran penyakit sifilis.
“Kami juga akan melakukan penemuan sedini mungkin dengan mengadakan mobil clinic untuk menjangkau populasi kunci (LSL, waria, dan pekerja seks), sebagai upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan penyakit HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual,” terang dr Erwin Astha Triyono, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dinas kesehatan juga akan melakukan skrining HIV-AID dan Infeksi Menular Seksual pada ibu hamil, pasien TB, serta pasien IMS, warga binaan pemasyarakatan, serta populasi kunci. Selain itu kolaborasi lintas sektor dan lintas program akan terus dioptimalkan, termasuk pelibatan LSM dan masyarakat dalam upaya promotive dan preventif pencegahan.
Erwin menghimbau agar masyarakat menghindari kontak fisik terutama dalam behubungan seks dengan orang beresiko terhadap penyakit sifilis, mengingat prinsip penularan sifilis adalah ESSE (exit, survive, surficent, dan enter), sehingga setia pada pasangan menjadi hal penting untuk mencegah penularan penyakit kelamin ini.
“Kami menghimbau agar masyarakat tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan yang paling penting adalah setia terhadap pasangan, karena itu adalah kuncinya,” imbau Erwin.
Load more