Surabaya, tvOnenews.com - Proses Penerimaan kloter 9 asal Gresik berjalan lebih cepat dibandingkan 8 kloter sebelumnya karena hanya butuh waktu sekitar 2 jam.
Sedangkan, kloter-kloter yang terlebih dahulu butuh sekitar 3,5 jam untuk proses penerimaan. Malamnya, sekitar pukul 23.30 WIB kloter 9 meluncur ke Bandara dari Asrama Haji untuk terbang menuju tanah suci.
Ketua PPIH Embarkasi Surabaya, Husnul Maram mengapresiasi kecepatan proses ini.
"Semua ini berkat kerja keras para petugas dan kerjasama para jemaah haji," tutur Maram.
Menurut Maram barang-barang bagasi milik jemaah Haji kloter 9 kali ini tidak ada yang disita.
"Tadi ada yang kedapatan membawa power bank di dalam tas bagasi. Tidak kita sita, langsung kita kembalikan kepada pemiliknya karena power bank tidak boleh dibawa dalam tas bagasi melainkan diperkenankan dibawa dalam tas tenteng dengan kapasitas maksimal 20.000 mAh," terang nya.
Maram juga menjelaskan pada proses penerimaan kloter 7, Kamis malam ditemukan jemaah haji yang membawa durian.
"Tidak ada undang-undang penerbangan yang melarang penumpang pesawat membawa durian," tutur Maram.
Lanjutnya, hanya saja ketika pesawat terbang di udara, kemungkinan penyebaran bau durian ke penumpang-penumpang lebih besar karena perbedaan tekanan udara di darat dan di udara.
"Dikhawatirkan banyak penumpang yang tidak tahan bau durian akan mengalami mual atau muntah yang dapat menyebabkan kericuhan di dalam pesawat. Menghindari hal tersebut tentu lebih baik kita antisipasi sejak pemeriksaan bagasi," tuturnya.
Hingga Jum'at (26/5) Asrama Haji Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 9 kloter dengan rincian 3.970 jemaah haji dan 45 petugas.
Jemaah yang tertua dengan usia 119 tahun dari kloter 6 Pamekasan atas nama Harun Senar. Sedangkan yang termuda adalah Siti Maryam yang berusia 18 tahun dari kloter 3 asal Sampang.
Ada 6 jemaah haji yang sakit di daerah dan 8 sakit di AHES. Selain itu terdapat 3 jemaah haji yang wafat di daerah, yakni jemaah kloter 2 dari Kota Surabaya, kloter 7 dari Kabupaten Sumenep dan kloter 8 dari Kabupaten Sumenep. Untuk kloter 7, terdapat dua tambahan jemaah haji dari kloter 3 dan 4.
Jemaah risti (risiko tinggi) terdiri dari jemaah lansia (usia 65 tahun keatas) dengan total 1.039 orang dan jemaah yang menggunakan alat bantu kursi roda sebanyak 91 orang.
Kloter 10 dan 11 pada hari ini, Sabtu (27/5) tiba di asrama haji pada pukul 08.00 dan 09.00 WIB. Kloter 10 berasal dari Ponorogo dengan jumlah 445, sedangkan kloter 11 berjumlah 439 orang berasal dari Ngawi, Surabaya, dan Ponorogo. Dari pemeriksaan kesehatan pada proses penerimaan, semua jemaah dari dua kloter ini dinyatakan sehat. (msi/gol)
Load more