Jombang, tvOnenews.com - Bubuk minuman instan daun kelor, ternyata diminati para calon jemaah haji. Sehingga seorang warga Jombang, produsen minuman yang diklaim banyak manfaat tersebut, terus gencar memproduksi, agar calon jemaah haji yang memesan tidak kehabisan stok.
"Musim haji tahun lalu produksi minuman instan ini naik sampai 300 persen. Karena untuk menambah stamina jemaah haji ketika berada di Arab Saudi. Bubuk instan ini bisa diminum kapan saja tinggal seduh dengan air, bisa air panas bisa air dingin, langsung diminum," jelas Nono, Selasa (30/5).
Harga bubuk minuman instan ini cukup murah, Rp10 ribu per bungkus kemasan satu ons. Para calon jemaah haji membeli cukup banyak agar tidak kehabisan hingga pulang.
"Karena pada saat cuaca panas seperti saat ini, minuman yang mengandung vitamin C dosis tinggi daun kelor ini, sangat bagus sebagai antioksidan. Apalagi memasuki musim haji dengan cuaca yang sangat panas di Arab Saudi, minuman daun kelor ini menjadi kebutuhan," kata Nono.
Meskipun permintaan tinggi, namun usaha rumahan ini tidak mempekerjakan banyak tenaga kerja, dengan alasan mengurangi tingginya harga jual. Sehingga hanya dikerjakan Nono sekeluarga.
Pembuatan bubuk minuman instan daun kelor ini sebenarnya tidak sulit. Namun memerlukan bimbingan dari yang ahli, sebab sering terjadi dalam proses pembuatannya, gagal menjadi bubuk.
Pantauan di tempat produksi, prosesnya cukup sederhana. Daun kelor yang telah dibersihkan gagangnya dicuci. Setelah bersih diblender bercampur air dengan komposisi tertentu hingga lembut.
Setelah menjadi cairan kental, dimasukkan ke wajan untuk dimasak, namun lebih dulu ditambah dengan gula secukupnya. Cairan kental di atas wajan yang dipanaskan dengan kompor ini, harus terus diaduk tidak boleh berhenti. Setelah semakin kental kemudian mengeras dan beberapa saat kemudian, berubah menjadi serbuk mutiara-mutiara. Langkah terakhir daun kelor yang telah menjadi serbuk kasar, disaring hingga menjadi bubuk halus.
"Langsung kita kemasi dan bisa dipasarkan. Pasar kami hampir seluruh Indonesia. Papua, Ambon, Maluku dan kota-kota besar lainnya telah pernah kami kirimi," kata Nono. (usi/far)
Load more