Jombang, tvOnenews.com - Seorang Calon Jemaah Haji asal Jombang, menjaga kesehatannya menjadi inspirasi. Saat usianya menginjak 93 tahun, tetap semangat berolahraga. Janda yang sehari-hari sebagai penjual kantong kresek eceran itu tidak ingin ketika menjalankan ibadah haji menjadi beban bagi orang lain. Setiap pagi nenek Gemi selalu berolahraga naik sepeda dan senam lansia di halaman rumahnya.
Gemi, warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Jombang, patut menjadi contoh para lansia lainnya dalam menjaga kesehatan. Terlebih menjelang keberangkatannya ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji tanggal 20 Juni 2023 mendatang.
"Ya naik sepeda seperti ini supaya tetap sehat. Kalau capek ya berhenti," ujar Gemi di sela-sela olahraganya naik sepeda, Rabu (31/5) pagi.
Tanpa rasa canggung, nenek yang biasa dipanggil mbah Gemi ini berolahraga sepeda keliling kampong, di tengah kesibukan pagi para tetangganya. Urat-urat tangan dan kakinya sangat tampak saat mengeluarkan tenaga mengayuh sepeda pada kulitnya yang keriput.
Karena usia, Mbah Gemi tidak langsung keliling kampung tanpa berhenti. Beberapa kali mbah Gemi harus istirahat barang beberapa menit, untuk melanjutkan lagi mengayuh sepeda.
Ternyata olahraga mbah Gemi bukan bersepeda saja, melainkan juga senam di depan rumahnya di tengah sinar matahari pagi. Tangan, leher, dan kakinya digerak-gerakkan agar peredaran darah tetap lancar.
"Saya agak lupa gerakan senam lansia, ya sebisanya saja," katanya saat melakukan senam di depan rumahnya.
Semangat Mbah Gemi berolahraga sebagai persiapan berangkat menunaikan ibadah haji pada tanggal 20 Juni mendatang.
"Tidak ada yang mendampingi. Jadi saya ya harus sehat supaya tidak merepotkan orang lain," kata mbah Gemi.
Mbah Gemi yang daftar haji pada tahun 2014 silam telah mendapat panggilan dari Kementerian Agama untuk berangkat tahun ini. Sesuai daftar tunggu, Mbah Gemi diperkirakan berangkat ke tanah suci pada tahun 2035. Namun dikarenakan usia, Mbah Gemi mendapat panggilan haji jauh lebih awal.
"Ya alhamdulillah bisa membayar tambahannya 31 juta untuk pelunasan dibantu anak-anak," paparnya.
Mbah Gemi bisa daftar haji setelah menabung selama 10 tahun dengan cara arisan di Pasar Cukir, tempat Mbah Gemi mencari nafkah setiap hari. Besarnya arisan 10 ribu rupiah setiap hari. Untuk membayar arisan didapat dari berjualan kantong kresek eceran. Setiap dua tahun memutus arisan dan mendapatkan uang 9 juta rupiah. Uang itu ditabung di bank hingga mencukupi untuk daftar haji pada tahun 2014 sebesar 25 juta rupiah.
"Uangnya ya dari menjual kresek ini. Saya beli bungkusan lalu saya buka, saya ikat kecil-kecil saya jual eceran. Ada yang 2000 ada yang 5000 setiap ikat. Saya juga jual karet gelang eceran 2000 an," Kata Mbah Gemi mengisahkan pekerjaannya.
"Alhamdulillah rejeki saya barokah, mudah-mudahan saya ibadah haji lancar dan barokah juga mabrur," ungkapnya dengan bahasa Jawa.
Arifah, Kepala Desa Jatirejo yang juga memberikan motivasi kepada Mbah Gemi mengatakan, usia Mbah Gemi hingga saat ini 93 tahun lebih beberapa bulan. Meski usianya tua tapi semangatnya berolahraga mengalahkan yang muda.
"Usianya 93 lebih tapi rajin berolahraga. Mbah Gemi ini juga ikut senam lansia di balai desa dan taat menjaga kesehatan. Naik sepeda ke Pasar Cukir sejauh sekitar 4 kilometer biasa," papar Arifah. (usi/hen)
Load more