"Memandikan Patung Buddha Tidur ini simbol atau filosofi sebelum kami melaksanakan ibadah membersihkan batin dan jiwa kami. Sebelum memandikan, saya dan sebagian pengurus di sini (vihara) berdoa sesuai dengan tata cara Budha. Sebagian orang yang membersihkan tidak perlu mengikuti, seperti yang beragama Islam," ungkapnya.
Masih kata Sayono, selain membersihkan rupang, mereka juga melakukan persiapan lainnya, seperti memasang bendera, payung dan perlengkapan lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan Waisak mulai dari Pradaksina maupun Pujabakti.
Adapun detik-detik peringatan Waisak tahun 2567 BE ini jatuh pada Minggu, 4 Juni 2023 pukul 10.41.19 WIB.
Perayaan Waisak di Maha Vihara Mojopahit diawali dengan ritual Pradaksina. Yaitu prosesi mengelilingi objek-objek yang dihormati dalam ajaran Buddha di area vihara yang dilakukan searah jarum jam dengan posisi objek selalu di sebelah kanan.
Pradaksina diawali dari dalam Gedung Sasono Bhakti di Maha Vihara Mojopahit. Umat Buddha lantas berjalan kaki sembari membawa bendera, dupa, buah-buahan dan bunga menyusuri rute yang sudah ditentukan. Kemudian mereka kembali ke teras Gedung Sasono Bhakti.
Untuk diketahui, Pembangunan Maha Vihara Mojopahit dan Patung Buddha Tidur diprakarsai Bhikkhu Viriyanadi Maha Tera. Maha Vihara Mojopahit dibangun tahun 1987, lalu diresmikan Gubernur Jatim, Soelarso pada 31 Desember 1989. Sedangkan Patung Buddha Tidur dibangun tahun 1993 melibatkan pematung dari Solo, Jateng, serta pematung dari Desa Bejijong dan Desa/Kecamatan Trowulan.
Patung raksasa itu baru dicat warna emas tahun 1999, karena emas dinilai sebagai warna paling bagus untuk menghormati Buddha Gautama. Patung ini juga disebut Buddha Maha Paranibbana. Yaitu menggambarkan detik-detik wafatnya Buddha Gautama. Sang Buddha wafat dengan posisi seperti tidur miring ke kanan dengan telapak tangan kanan di bawah kepalanya. Pose tersebut sudah menjadi keseharian Sang Buddha setiap kali beristirahat.
Load more