Surabaya, tvOnenews.com – Ada kisah unik dari penangkapan terduga teroris di Kalimas Madya III, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya pada Jumat (2/6).
Tim Densus 88 mengamankan satu orang terduga teroris berinisial AB (52). Ia diamankan saat order ojek online, namun yang datang menjemput justru anggota densus yang menyamar jadi driver ojol.
Kakak AB, Umar Said menceritakan proses penangkapan tersebut. Awalnya, sekitar pukul 8 pagi, adiknya hendak pergi ke pondok pesantren menengok anaknya. AB kemudian memesan ojek online (ojol).
“(AB) naik gojek, saya curiga gojek itu intel,” ujarnya.
Ketika naik ojol di depan rumah, tepat hendak belok keluar gang, AB pun ditangkap. Mereka yang menangkap AB mengatakan kepada Umar bahwa mereka dari Mabes Polri.
“Terakhir waktu mau pulang bilang, tak bawa ke Jakarta, dimana, di Mabes (Polri),” katanya.
Setelah proses penangkapan AB dilakukan, Densus datang ke rumah AB di Jalan Kalimas Madya Gang III nomor 19 pukul 0945. Umar tak menyebut berapa jumlah petugas tersebut.
“Pertama itu tiga orang, terus kelihatan saya lari, terus datang lagi dalam jumlah banyak, ada polisi perempuan tiga, ada yang bawa senjara,” jelas dia.
Tim Densus 88 kemudian menggeledah rumah AB. Mereka menggeledah dua kamar dan dua lemari. Diketahui, petugas membawa sejumlah barang berupa buku-buku, dokumen hingga busur panah.
“43 biji dibawa, saya tanya, balik ta? mereka bilang, Insya’Allah Bah, ndak ngerti buku-buku apa yang dibawa, ada buku saya ada buku adik saya, ya kitab, lembaran -lembaran ndak tau apa, tak lihat lima biji,” terang Umar.
Kemudian, untuk busur panah, Umar menyebut panah yang diamankan itu milik anak AB. Panah itu merupakan tugas sekolah dari guru anak AB.
“Itu (busur) untuk anaknya sekolah disuruh gurunya,” pungkasnya.
Sementara itu Mohamad Abri, ketua RT Kalimas Madya menjelaskan jika dirinya didatangi sejumlah polisi berpakaian preman bersenjata laras panjang diajak untuk turut serta menyaksikan dalam pengeledahan di rumah AB.
Berdasarkan pengamatan dan proses penggalian informasi selama dilibatkan oleh anggota kepolisian menyaksikan mekanisme penggeledahan tersebut, Abri menyebutkan, anggota kepolisian menyita sekitar 43 buku yang bertemakan jihad, negara Islam dan beberapa buku bacaan karangan Abu Bakar Ba’asyir.
Ia mengetahui tema buku-buku yang disita tersebut, karena sempat melihat sampul buku-buku tersebut seusai digeledah dari beberapa sudut ruangan rumah AB, seperti ruang kamar anak AB dan area ruang tamu depan.
“Buku-buku yang disita itu, dikemas dalam wadah plastik menyerupai karung berwarna hitam berukuran besar. Lalu diangkut dalam mobil anggota kepolisian,” jelas Abri.
Selain buku, lanjut Abri, anggota kepolisian juga mengamankan sebuah benda busur dan anah panahnya. Sesuai pengamatannya di lokasi, hanya satu busur dan lima anak panah yang disita.
"Iya ada panah. Ujungnya memang sangat tajam. Tapi tadi saya lihat di ujung kampung pas ada lomba. Artinya menurut saya, panah nya itu panah, olahraga. Itu punya anak nya yang sekolah SD juga kalau tidak salah diamankan," pungkasnya. (zaz/gol)
Load more