Probolinggo, tvOnenews.com – Ritual upacara Yadnya Kasada merupakan salah satu upacara sakral, bagi umat Hindu Dharma di kawasan lereng Gunung Bromo. Prosesi upacara tersebut, dilakukan pada hari ke 14 bulan kasada di penanggalan tradisional masyarakat Tengger dengan menggelar sesembahan berupa sesaji hasil bumi kepada Sang Hyang Widhi.
Dimana upacara ritual kasada sendiri, juga berkaitan dengan legenda Rara Anteng dan Jaka Seger, keduanya dipercaya sebagai nenek moyang masyarakat Suku Tengger.
Menurut Bambang, sebagai Ketua PHDI Kabupaten Probolinggo, bahwa nama Tengger pun diambil dari penggabungan antara Anteng dengan Seger, hingga lahirlah nama Tengger. Konon keturunan Rara Anteng dan Jaka Seger selalu memberikan sesembahan setiap bulan Kasada hari ke-14, yang sekarang dikenal Upacara Kasada atau Yadnya Kasada, Senin (5/6).
“Tujuan Upacara Yadnya Kasada sebagai rasa syukur Masyarakat Tengger dengan memberikan sesembahan kepada para Dewa sebagai bentuk penghormatan. Selain memohon agar hasil panen selalu berlimpah, serta dijauhkan dari musibah dan bahaya,” terangnya.
Upacara sakral itupun dimulai pada Sadya Kala Puja dan berakhir pada Surya Puja. Tampak masyarakat Tengger pada saat itu beramai-ramai menuju Gunung Bromo untuk mengantarkan sesaji berupa hasil ternak dan pertanian ke Pura Luhur Poten Agung.
"Dengan merapal Japa Mantera, para Rama Dukun Pandita mendoakan keselamatan seluruh alam semesta terhindar dari semua bencana," tambahnya.
Adapun rangkaian sebelum perayaan Yadnya Kasada, masyarakat mendahului dengan ritual Mendhak Tirta yakni pengambilan air suci dari lima mata air di lokasi yang sudah ditentukan.
"Lima lokasi tersebut yaitu Air Terjun Madakaripura, Goa Widodaren, Pura Rondo Kuning, Mata Air Sumber Pitu dan Mahameru," imbuhnya.
Mendhak Tirta telah dimulai sejak Jumat (2/6) lalu. Air suci yang diambil dari lima sumber mata air berbeda tersebut selanjutnya dikirab dan dibawa ke Pura Luhur Poten.
"Rombongan masyarakat Tengger berbondong-bondong menuju titik untuk pengambilan air suci. Beberapa sesaji hasil bumi dibawa untuk diberikan doa-doa di tempat suci bertujuan minta izin ke Sang Hyang Widiwasa untuk mengambil air suci di lokasi tersebut," ucapnya
Diketahui lokasi Pure Luhur Ponten berada di tengah hamparan lautan pasir Gunung Bromo. (msn/gol)
Load more