Banyuwangi, tvOnenews.com - Tragedi tewasnya pesilat di Banyuwangi saat ujian kenaikan tingkat ditemukan fakta baru. Pada tubuh korban yang bernama RS (18), ditemukan luka lebam di dada dan punggung. Luka lebam ini dibenarkan ayah korban, Abdul Somad (43), Selasa (6/6) siang.
“Salah satu gigi anak saya juga lepas,” kata Somad.
Tewasnya siswa kelas 2 SMK ini menjadi duka mendalam bagi keluarga. Apalagi, korban adalah anak tunggal. Mirisnya lagi, ketika peristiwa itu terjadi, tidak ada pelatih yang mendampingi. Korban hanya didampingi senior di perguruan.
“Kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak perguruan silat. Apalagi, hingga saat ini kami belum mendapatkan kronologis pasti kejadian,” sesalnya.
Tragedi meninggalnya korban diawali Sabtu (3/6) sore. Korban berpamitan hendak mengikuti ujian kenaikan tingkat. Lokasinya di sekitar Jalan Lingkar, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Keluarga kaget ketika mendapat kabar korban dilarikan ke RSUD Blambangan, Minggu (4/6) subuh. Kondisi korban tak sadar.
Dokter sedianya akan melakukan operasi pada kepala korban. Namun, batal dilakukan karena kondisi jantung korban tak stabil. Kondisi korban akhirnya makin kritis dan meninggal, Senin (5/6) pagi.
Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan memilih langsung memakamkan korban. Pascakejadian, pelatih perguruan silat dan rombongan sempat mendatangi rumah duka. Mereka meminta maaf atas kejadian tersebut. Versi Somad, korban diceritakan terkapar usai melakukan uji tanding dengan salah satu senior.
Meski diklaim kecelakaan saat tanding, pihak keluarga tetap kekeh minta kasus ini diusut tuntas. Menurutnya, kejadian ini bukan persoalan biasa. Sebab, menyangkut nyawa.
“Kami menyerahkan kejadian ini ke polisi,” tegasnya.
Kasus tewasnya pesilat ini sedang ditangani Satuan Reskrim Polresta Banyuwangi. Sedikitnya, tujuh saksi sudah dimintai keterangan.
“Sementara masih pemeriksaan saksi. Setelah lengkap, kita akan gelar perkara,” kata Kasatreskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Agus Sobarnapraja. (hoa/far)
Load more