Banyuwangi, tvOnenews.com - Kasus tewasnya pesilat saat ujian kenaikan tingkat, terus didalami penyidik Polresta Banyuwangi. Terbaru, sebanyak 8 saksi diperiksa. Seluruhnya adalah teman-teman korban yang berada di lokasi kejadian.
Penyidik juga menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan. Artinya, dalam waktu dekat akan segera muncul status tersangka.
"Kasusnya sudah naik ke tahap penyidikan. Sudah ada 8 saksi yang diperiksa," kata Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Agus Sobarnapraja, Rabu (7/6) siang.
Pihaknya mendalami kemungkinan adanya kesalahan prosedur dan kelalaian dalam tragedi ini. Terutama, kegiatan ujian kenaikan tingkat yang mengakibatkan korban meregang nyawa.
"Sementara, ini yang kita dalami, sehingga naik ke tahap penyidikan," tegas peraih Adhimakayasa Polri ini.
Selain teman-teman korban, penyidik akan memintai keterangan dokter forensik yang menangani korban. Sebab, keluarga korban menolak dilakukan autopsi.
"Kita akan meminta keterangan dokter yang menangani korban, termasuk dokter forensik yang memeriksa tubuh korban," tutupnya.
Pesilat berinisial RS (18), asal Giri, Banyuwangi tewas, Senin (5/6) pagi. Sebelumnya, korban berpamitan mengikuti ujian kenaikan tingkat perguruan silat, Sabtu (3/6) sore. Namun, korban mendadak kejang dan dilarikan ke RSUD Blambangan, Banyuwangi, Minggu (4/6) dini hari. Setelah dirawat semalam, korban akhirnya meninggal.
Keluarga menemukan sejumlah kejanggalan. Di tubuh korban ditemukan sejumlah luka lebam. Diantaranya, di dada dan punggung.
Pihak keluarga berharap tragedi ini bisa diusut tuntas. Apalagi, belum ada keterangan pasti dari pihak perguruan silat terkait kejadian ini. Versi keluarga, pihak perguruan terkesan membuat alibi untuk menutupi kronologis kematian korban.
Mirisnya lagi, ketika peristiwa itu terjadi, tidak ada pelatih yang mendampingi. Korban hanya didampingi senior di perguruan.
“Kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak perguruan silat. Apalagi, hingga saat ini kami belum mendapatkan kronologis pasti kejadian,” kata korban, Abdul Somad (43) di rumahnya, Selasa (6/6) siang.
Usai kejadian, pihak perguruan sempat mendatangi rumah korban. Namun, lagi-lagi, belum ada keterangan yang jelas terkait kronologis kejadian. Versi mereka, korban didapati terkapar usai tanding dengan seniornya. Sementara, hasil pemeriksaan dokter ditemukan gumpalan darah di bagian belakang kepala korban. Dokter sedianya akan melakukan operasi. Namun, kondisi korban makin kritis dan meninggal. (hoa/gol)
Load more