Bangkalan, tvOnenews.com - Ribuan uang kuno berbagai negara dimusiumkan di Perpustakaan Uang dunia (Perusna) tepatnya di Kelurahan Demangan, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Dalam ruangan Perusna terlihat, mata uang kertas kuno seperti uang Indonesia, Bosnia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Somalia, Kenya, hingga Zimbabwe. Selain itu terdapat mata uang dari beberapa negara yang sudah terpecah, atau berganti nama seperti mata uang negara Yugoslavia, mata uang Rubel Uni Soviet, yang kini menjadi Rusia, dan mata uang kekaisaran Jerman.
Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan ratusan koleksi mata uang yang pernah beredar di Nusantara, mulai mata uang era kerajaan atau kesultanan, yang masih berbentuk koin, mata uang era kolonial belanda atau VOC, mata uang era penjajahan Jepang, hingga mata uang pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
Koleksi mata uang ini dilakukan oleh Salman Alfarisi, berawal dari saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
"Ketika saya masih duduk di sekolah dasar, sekitar bulan Januari tahun 2008, saya mengalami disleksia, membuat kemampun saya dalam belajar mengalami gangguan, sehingga saya tidak memiliki teman. Nah, dari kesendirian ini saya mencari aktivitas. Saya menemukan uang koin sebesar 5 sen, cetakan tahun 1913 yang menjadi awal saya mengoleksi mata uang mancanegara," cerita Salman, Kamis (8/6).
Lanjutnya Salman, uang mancanegara yang telah dikoleksi hingga sekarang telah mencapai dua ribu tiga ratus jenis dari 156 negara.
"Ini akan terus bertambah sesuai dengan perubahan uang masing - masing negara," tuturnya.
Perpustakaan uang dunia dibangun dan dikelola sendiri oleh Salman. Para pengunjung yang berminat untuk melihat langsung uang dunia tak perlu membayar alias gratis.
Atas kegigihan dalam mengeleksi mata uang dunia, ia mendapatkan piagam penghargaan Museum Rekor Dunia (MURI) pada tahun 2019 dengan koleksi uang kuno terpanjang dan terbanyak se Indonesia. (fds/gol)
Load more