"Awarding seperti ini memberikan referensi standar atas kinerja seperti apa yang patut dicapai sesuai standart kompetensi yang dibutuhkan. ASN harus kita dorong supaya memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan," ujar Khofifah dalam sambutannya.
"Melalui BKN Award sore hari ini tentu kita semua dapat mengukur kapasitas manajemen ASN dari masing-masing kabupaten / kota termasuk kami di Pemprov Jawa Timur. Untuk kepala BKD, semoga setelah ini makin banyak lagi beragam penguatan kompetensi yang terpenuhi," sambungnya.
Salah satu tolak ukur lainnya yang disebutkan oleh Gubernur Jatim adalah indeks daya saing global. Ia mengimbau agar pengayaan diri ASN dapat menjadikan mereka sebagai SDM produktif, dan selalu dibarengi dengan pikiran terbuka terhadap perubahan.
"Di sini kita harus terus bisa berproses, harus terus bisa beradaptasi. Kita berharap supaya format seperti ini akan makin terukur, dimana kita bisa memberikan yang terbaik sesuai kemampuan kita. Mengacu pada global competitiveness index, kita harus melakukan aksi perubahan serta meningkatkan efektifitas kerja kita," tegasnya.
Mantan Mensos RI itu lantas menyebutkan, bahwa dari segala pengayaan itu, ASN diharapkan mampu mengatasi ketidakpastian dinamika global melalui pemahaman komprehensif yang baik. Ini juga berhubungan dengan kemampuan pemecahan kompleksitas masalah.
"Oleh karena itu penguatan demi penguatan kita terus lakukan. Mari gencarkan sinergi baru yang menginspirasi ASN-ASN handal. Mengubah uncertainty menjadi understanding. Mengubah sesuatu yang complex menjadi lebih clear, mengubah ambiguity menjadi awareness serta mengubah volatality menjadi vision. Ini yg dikenal VUCA versus VUCA," paparnya.
Khofifah lalu mencontohkan, soft skill dan hard skills para ASN akan terasah dengan melakukan berbagai pelatihan. Seperti di BPSDM Jawa Timur yang memiliki Sistem Pengembangan Kompetensi secara mandiri (Sibangkodir), hingga pengiriman pelatihan ke Malaysia dan Singapura yang memiliki daya saing SDM global jauh lebih tinggi.
Load more