Banyuwangi, tvOnenews.com – Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup (HLH) 2023, Kelompok Wisata Parang Semar, Purwosari, Buluagung, Siliragung, Banyuwangi menggelar aksi lingkungan penanaman bakau (mangrove) dan bersih pantai di area wisata Parang Kursi.
Acara yang digandeng oleh PT Bumi Suksesindo (PT BSI) ini juga melibatkan ratusan warga Dusun Purwosari, aparat Pemerintah Desa Buluagung, dan Forpimka Siliragung. Bahkan Dinas Kehutanan, Perhutani, dan Dinas Lingkungan Hidup juga turut serta.
Deputy General Manager of Operations PT BSI Kieran Rich mengatakan, bahwa penanaman mangrove ini penting untuk menjaga Pantai Parang Kursi. Dia mengaku senang karena banyak pihak yang terlibat dalam aksi lingkungan ini. Menurutnya, ada 2023 batang pohon mangrove yang ditanam di sepanjang pantai.
“Ini adalah komitmen kami untuk terlibat aktif dalam konservasi lingkungan sesuai dengan prinsip-prinsip keseimbangan environment, social and governance (ESG),” tuturnya.
Mangrove adalah semak atau pohon yang tumbuh di pantai air asin atau air payau. Kalau dilihat secara parsial, pohon ini terlihat sederhana jika berdiri sendiri. Akan tetapi, apabila pohon mangrove ini berjumlah banyak hingga membentuk sebuah hutan, manfaatnya akan sangat besar bagi kehidupan kita. Hutan mangrove bisa mengurangi erosi dan abrasi akibat arus dan pasang surutnya ombak.
Peringatan HLH tahun ini mengusung tema Beat Plastic Pollution. Sampah plastik menjadi masalah yang serius di seluruh dunia. Tercatat sampah plastik dari Indonesia ke lautan mencapai 5,4 juta metrik ton setiap tahunnya. Mirisnya, Indonesia termasuk penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia.
Lebih dari itu, sampah plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar bisa terurai secara alami. Sampah plastik di lautan bisa merusak biota yang ada di dalamnya.
“Kami ingin menjadikan hari ini sebagai pengingat dan penggugah kesadaran kita untuk berbuat baik bagi bumi dengan mengurangi sampah plastik yang mengotorinya,” ucap Kieran.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan penanaman mangrove dan bersih pantai Parang Kursi ini. Permasalahan sampah plastik hanya bisa diatasi apabila ada komitmen bersama untuk mengatasinya.
"Apabila pemerintah saja yang mengatasi tidak akan mampu," katanya.
Sampah anorganik apabila dikelola bisa bernilai ekonomi. Dwi Handayani mencontohkan apa yang dilakukan oleh para pengelola sampah di Tembokrejo dan Tambakberas, Muncar, Banyuwangi. Melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), mereka bisa mendapat penghasilan. Pada Maret 2022, mereka berhasil mengekspor 6 ton sampah plastik ke Austria.
Dwi Handayani juga mengapresiasi aksi-aksi lingkungan yang telah dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi, seperti Banyuwangi Sungai Watch dan EcoRanger.
"Semoga Banyuwangi menjadi daerah yang lebih bersih, hijau, dan sehat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Wisata Parang Semar, Sutarwiyanto membeberkan kondisi pantai di wilayahnya. Abrasi di Parang Semar sudah cukup parah bahkan sudah menyentuh tanah perpajakan milik warga Dusun Purwosari.
“Kami ingin menanggulangi abrasi sekaligus mempercantik wisata Parang Semar,” tuturnya.
Perlu diketahui, kegiatan penanaman mangrove dan bersih pantai ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan peringatan HLH Nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Balikpapan. Kegiatan serupa juga berlangsung di 135 titik di seluruh Indonesia. (hoa/gol)
Load more