Bangkalan, tvOnenews.com - Sejumlah peternak dipusingkan dengan merebaknya penyakit yang menyerang sapi peliharaanya dalam beberapa bulan terakhir. Seperti yang terlihat di salah satu peternakan Desa Keleyan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.
Penyakit sapi tersebut identik dengan benjolan di kulit hewan, terutama dibagian punggung dan leher atau dikenal sebagai Lumpy Skin Disease (LSD). Berbagai upaya dilakukan Pakki, salah satu peternak dengan pengobatan yang sedernana seperti badan hewan dioleskan dengan oli bekas maupun obat tradisional lainnya, namun langkah tersebut tidak membuahkan hasil.
"Penyakit ini sudah terjadi dalam dua bulan ini. Sapi milik tetangga saya banyak yang mati karena penyakit ini, tapi ada juga yang sembuh dari penyakit usai dirawat oleh dokter hewan," kata Pakki, Minggu (11/6).
Khawatir virus makin meraja lela, ia kemudian memanggil dokter hewan atau mantra untuk mengobati sapi miliknya.
"Ini, udah yang kedua kalinya sapi saya disuntik vaksin sama dokter hewan. Alhamdulillah sapi saya masih sehat," tuturnya
Sementara menurut Bambang Haryanto, Mantri Kesehatan Hewan Kabupaten Bangkalan, penyakit yang menyerang sapi berasal dari gigitan lalat, atau nyamuk, ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi. Bekas gigitan tersebut, kemudian tumbuh benjolan kecil, lalu berubah dan terlihat makin membesar, virus ini dikenal dengan Lumpy Skin Disease (LSD).
"Penyakit ini ditandai dengan adanya benjolan atau bentol, bentol kecil, lama - kelamaan akan semakin besar," ucapnya.
Ia mengatakan, penyakit tersebut datang melalui gigitan lalat. Agar penyakitnya cepat mereda, sapi diberikan suntikan obat anti biotik atau parasite.
"Virus ini tidak langsung mengenai sapi, tidak seperti penyakit mulut dan kaki yang sebelumnya terjadi, tapi ia melalui gigitan lalat. Solusinya, sapi disuntik dengan obat anti biotik dan parasit serta hewan juga harus dirawat dengan rutin," pungkasnya. (fds/gol)
Load more