Gresik, tvOnenews.com - Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Taman Safari Indonesia bersama PT Smelting mengadakan kegiatan sosialisasi pelepasliaran Komodo ke masyarakat Kota Gresik. Rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tersebut digelar Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik.
Adapun kegiatan sosialisasi pelepasliaran Komodo tersebut berlangsung di depan Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP), jalan Jaksa Agung Suprapto, Kabupaten Gresik.
Senior Manager General Affairs PT Smelting Saptohadi Prayetno mengatakan, kegiatan ini adalah upaya mengenalkan satwa endemik asli Indonesia, yaitu Komodo kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Agar mereka punya kepedulian terhadap kelestarian satwa.
"Walaupun habitat asli Komodo ini tidak di Gresik namun satwa tersebut sudah menjadi perhatian internasional, upaya konservasi dan menjaga kelangsungannya harus dipantau banyak orang," ujar Sapto.
Selain itu sosialisasi ini merupakan rangkaian dari rencana pelepasliaran Komodo ke habitat aslinya oleh Taman Safari dan Smelting. Dimana saat ini Komodo yang akan dilepasliarkan masih dalam proses habituasi di Taman Safari.
"Semoga saat dilepas nanti sudah terbiasa dengan habitat aslinya, sehingga bisa survive, imbuh dia.
Selama ini, upaya konservasi PT Smelting memang menyentuh satwa-satwa langka dilindungi, serta endemik Indonesia. Taman Safari dan Smelting juga melepasliarkan anakan Elang Jawa (hasil konservasi).
Dio (5) salah satu anak yang bermain di Car Free Day bersama orang tuanya mengaku senang bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi baru soal Komodo. Sebelumnya dia tidak tahu Komodo itu hewan yang langka dan dilindungi.
"Tahunya komodo makan daging dan air liurnya berbahaya," kata Dio sambil memegang stiker dan brosur komodo.
Dalam kesempatan itu, selain mensosialisasikan Komodo, dilakukan pula sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan Eco Enzym yang kaya manfaat.
Relawan Eco Enzym Indonesia (REEI) cabang Gresik yang selama ini didamping smelting getol mensosialisasikan pembuatan Eco Enzym dari sampah rumah tangga, seperti sayur, buah dan sampah organik lainnya.
Ketua REEI Gresik Tatik Irawati mengklaim cara pembuatan eco enzyme sangat mudah dan murah. Hanya berbekal sisa kulit buah atau sayuran sudah bisa menghasilkan cairan serbaguna.
"Ini kami juga menuangkan eco enzym di sungai sekitar WEP, karena eco enzym bisa mengurangi zat-zat berbahaya dalam air, dan menetralkan minyak dan polutan lain dalam air," ujar Tatik. (mhb/hen)
Load more