Nganjuk, tvOnenews.com - Warga Dusun Seloguno, Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Nganjuk, menggelar kirab tumpeng gunungan. Enam tumpeng gunungan yang dikirab keliling dusun berisi aneka hasil bumi dan buah-buahan. Setelah dikirab dan disaksikan warga sepanjang rute yang dilalui, tumpeng gunungan serta tumpeng nasi yang dibawa masing-masing warga dipurak dan dikeroyok beramai-ramai di Sendang Tirto Mulyo, tempat pepunden dusun.
"Harapannya agar budaya peninggalan leluhur ini tidak punah. Para generasi muda seperti saya ini agar mengetahui dan bertanggungjawab melestarikan budaya tersebut," jelas Wahyu Setiawan, Kepala Dusun Seloguno, Selasa (13/6) di sendang tempat ritual dan bersih dusun.
Sedangkan tumpeng gunungan berisi bermacam-macam hasil bumi yang dipurak warga beramai-ramai merupakan sedekah dari masing-masing RT, sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas panen dan rejeki yang melimpah.
Dalam acara kirab tumpeng gunungan, sebagai barisan terdepan terdiri dari barisan sesepuh pembawa pusaka. Sesampainya di Sendang Tirto Mulyo, sejumlah pusaka disimpan di tempat khusus pepunden, serta tempat bersemedi yang disebut Cungkup Astono Pujo.
Dalam acara bersih dusun ini juga digelar pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Luqman Surya, dalang yang telah mendapat banyak penggemar di wilayah Nganjuk dan sekitarnya. Dalam pagelaran wayang kulit yang berlangsung di sendang siang hari mengambil lakon Kunjarakarna, yang mengisahkan sosok raksasa yang memohon kepada yang Maha Kuasa agar bisa menjadi manusia yang baik.
"Setelah berguru kepada guru suci yang bernama Wairocana, akhirnya raksasa tersebut berubah menjadi manusia yang tampan rupawan, karena telah diruwat," papar Luqman Surya.
Mengenai budaya bersih dusun atau bersih desa dengan pertunjukan wayang kulit dan tontonan rakyat lainnya, menurut dalang yang menjadi Ketua Pengurus Cabang Lesbumi Nahdlatul Ulama Nganjuk ini, perlu dilestarikan. Karena lebih banyak menguntungkan bagi masyarakat umum selain memang menjadi warisan leluhur.
"Jangan dihubungkan secara langsung dengan agama, ini tradisi dan budaya yang adiluhung yang perlu dilestarikan. Faktanya masyarakat Jawa khususnya Nganjuk masih senang nonton pertunjukan wayang kulit. Di sisi lain muaranya pengembangan ekonomi rakyat. Sebab banyak asongan, PKL dan pedagang kecil lainnya yang mendapat keuntungan dari acara-acara seperti ini," tambah dosen STAI Miftahul Ula, Kertosono ini.
Pagelaran wayang kulit dalam rangkaian acara bersih dusun juga berlangsung pada Selasa malam, dengan lokasi pagelaran di jalan utama dusun. Dalang yang medar sabdo juga Luqman Surya, dengan lakon Gatotkaca Winisuda. (usi/hen)
Load more