Lumajang, tvOnenews.com – Gunung Semeru (3.676 Mdpl) di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, terpantau mengalami erupsi pada Jumat (23/6) dini hari dengan memuntahkan awan panas guguran (APG).
“Info awan panas guguran semeru amak 17 mm, jarak luncur 3500 meter, durasi 867 detik, arah Besuk Kobokan,” tulis Ghufron Alwi, Jumat (23/6).
Sementara itu, selama periode pengamatan Jumat (23/6) pukul 00.00–06.00 WIB, secara visual dilaporkan jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah.
“Teramati empat kali letusan tinggi asap kl 300-800 meter warna putih kelabu condong ke arah utara. Terdengar dua kali suara gemuruh letusan. Teramati tiga kali guguran lava pijar dengan jarak luncur kl 500-1000 meter ke arah Besuk Kobokan,” sambungnya.
Sedangkan secara kegempaan, terekam telah terjadi 12 kali letusan, amplitudo 15-23 milimeter, durasi 71-169 detik. Guguran sebanyak lima kali, amplitudo 1-14 milimeter, durasi 47-92 detik. Hembusan sebanyak satu kali, amplitudo delapan milimeter, durasi 56 detik.
Untuk tremor harmonik, terekam sebanyak enam kali, amplitudo 4-18 milimeter, durasi 215- 7086 detik, satu kali vulkanik dalam amplitudo 14 milimeter, durasi 15 detik, serta tiga kali tektonik jauh amplitudo 14-27 milimeter, durasi 42-144 detik.
“Untuk tingkat aktivitas, hingga saat ini Gunung Semeru masih siaga atau level 3,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi menyampaikan, hingga saat ini belum diperoleh laporan adanya dampak maupun korban yang ditimbulkan akibat terjadinya erupsi Gunung Semeru dini hari tadi.
“Sejauh ini belum ada laporan masuk terkait dampak maupun korban yang ditimbulkan akibat terjadinya APG, karena jarak luncurnya relatif jauh dari pemukiman warga. Meskipun demikian, kami tetap mengimbau agar warga selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas,” kata Patria.
“Warga juga kita imbau agar selalu mematuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan PVMBG, baik terkait radius larangan melakukan aktivitas serta mewaspadai potensi terjadinya bencana susulan berupa banjir lahar, guguran lava maupun awan panas guguran,” pungkasnya. (wso/far)
Load more