Sementara itu, para guru yang menjadi korban dugaan penggelapan Koperasi Tegar ini berharap, uangnya bisanya segera dicairkan. Salah satu korban bernama Laila, guru SDN Kali Rungkut Surabaya ini mengaku uangnya nyantol Rp16 juta.
“Sebelumnya uang saya yang ada di koperasi ini sebesar Rp20 juta. Namun setelah dicicil oleh Iskan, uang saya terakhir menjadi 16 juta rupiah. Sampai sekarang, uang saya di koperasi tidak bisa diambil,” keluh Laila.
“Saya berharap uang koperasi bisa secepatnya dicairkan. Hal ini karena kami para guru sangat membutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Uang kami itu nyantol sejak 2019, karena itu kami sangat berharap bisa secepatnya mendapatkan uang yang menjadi hak kami,” ujar Laila.
Diberitakan sebelumnya, ratusan guru SDN se-Kecamatan Rungkut Surabaya menjadi korban Koperasi Tegar yang dikelola M Iskak, mantan kepala sekolah di Surabaya. Uang yang nyantol di koperasi tersebut hingga kini mencapai Rp1,6 miliar.
Kasus dugaan penggelapan uang guru SDN ini terbongkar setelah terjadi pergantian Pengurus Koperasi Tegar pada 2019 lalu. Saat itu, M Iskak yang menjadi bendahara bergeser jadi Ketua Koperasi, sedangkan bendaharanya adalah Umar, yang juga pensiunan guru. Dari sinilah terungkap jika ada kejanggalan-kejanggalan keuangan koperasi.
“Pak Umar hanya diberi buku catataan keuangan namun tanpa ada kejelasan uangnya. Setelah ditelusuri dan dihitung ulang, uang anggota yang semestinya ada di koperasi tersebut sebesar Rp1,6 miliar, dari total sebelumnya Rp2,8 miliar,” pungkas Imam dengan nada agak kesal. (msi/far)
Load more