Bangkalan, tvOnenews.com - Toron adalah bahasa suku Madura, artinya turun. Tradisi Toron adalah sebuah kegiatan mudik yang dilakukan oleh orang dari Suku Madura pada momen penting, terlebih di hari besar keagamaan, seperti jelang hari raya Idul Adha.
Hari raya Idul Adha merupakan momen yang sangat dinanti bagi warga Madura terlebih bagi yang berada di daerah perantauan guna melakukan mudik ke kampung halaman. Mudik atau toron merupakan salah satu kebiasaan warga Madura hingga melekat dan menjadi sebuah tradisi.
Liman (22) salah seorang warga Sampang, Madura mengatakan, dirinya toron dari perantauan untuk ikut melaksanakan lebaran Idul Adha bersama keluarga, kerabat maupun tetangga di kampung halamanya.
"Iya mas, ingin melaksakan lebaran Idul Adha bersama keluarga, saudara, kerabat dan tetangga mas, dan juga menyambung silaturahmi dengan masyarakat," tuturnya Selasa (27/6).
Lanjutnya, Liman mengatakan, selain untuk bertemu sanak keluarga dan mengadakan silaturahmi dengan warga di kampungnya, ia juga akan ziarah di pemakaman buyut hingga gurunya, guna mendoakan mereka.
"Sambil silaturahmi dengan tetangga kampung dan kerabat mas, lalu kita datang ke kuburan sesepuh saya dulu, misal ke buyut, ke guru bahkan ke pemakaman keluarga yang meninggalkan kita. Disana kita berdoa kepada Allah, agar yang ada dalam kuburan dihindarkan dari siksa kubur," terangnya Liman saat berada di terminal angkutan umum Bangkalan.
Sementara Abdul Hadi (35) asal Desa Burneh, Bangkalan menuturkan, dalam tradisi toron di lebaran Idul Adha, warga perantau yang sudah mampu dan cukup dalam segi materi, ia akan membeli hewan sapi atau kambing untuk dikurbankan. Sapi dan kambing lalu diserahkan kepada musala atau masjid.
"Bagi perantau yang sudah mampu artinya cukup dalam keuangan, biasa ia membeli sapi dan kambing, lalu diserahkan ke musala atau masjid untuk dibuat kurban. Tapi kebanyakan kurban diserahkan kepada tempat dimana waktu belajar ngaji," ucapnya.
Tradisi toron dari perantauan bagi warga Madura terlebih di lebaran besar (Idul Adha) menjadi hal yang lumrah, sebab momen keagamaan tersebut sekali dalam setahun. (fds/gol)
Load more