"Terjadi bukan hanya laki-laki dengan laki-laki, tapi juga wanita dengan wanita," katanya.
Kekerasan tak hanya dilakukan sesama santri atau santriwati, tapi juga oleh ustaz di luar jam pelajaran. Santriwati tersebut dibujuk sehingga mau membuka baju dan dipotret. Potret tersebut menjadi bahan untuk mengancam si santriwati jika mengadu.
"Sebenarnya saya merinding cerita ini. Saya takut salah juga," kata Alfin.
"Bukan kiai atau pesantrennya yang salah, tapi orang-orang tak bertanggung jawab disitu," katanya.
Lebih parah, menurut Alfin, pelaku kekerasan seksual juga bisa berasal dari orang luar seperti pedagang kaki lima di sekitar pondok pesantren.
"Ini kayak jadi siklus," katanya.
Load more