“Sangat ramai sekali dan unik,” jelasnya.
Sementara Ketua Panitia Idul Kurban Kampung Temenggungan Zulfikar Alamsyah menjelaskan, arak-arakan hewan kurban ini sudah menjadi tradisi sejak 1970. Tradisi arak-arakan itu dimulai dari ulama yang tinggal di Kampung Temenggungan.
“Tradisi arak-arakan sudah ada sejak nenek moyang kita mulai dari 1970-an,” jelasnya ke awak media, Kamis (29/6).
Zulfikar menjelaskan, tujuan arak-arakan itu adalah agar darah kambing atau sapi sebelum disembelih lebih segar. Selain itu, juga menggairahkan semangat beribadah warga Temenggungan.
“Kami teruskan tradisi ini karena ada manfaat yang baik jadi yang berkurban dapat syafaat sedangkan kambingnya usai diarak darahnya lebih segar,” jelasnya.
Tradisi ini pun ternyata diikuti oleh kampung lainnya di Kota Malang. Tercatat ada tradisi arak-arakan juga yang dilakukan warga kampung Jalan Gatot Subroto hingga Kidul Pasar.
“Alhamdulillah tradisi ini diikuti oleh warga kampung lainnya,” jelasnya.
Load more