Usaha berjualan sirih pinang milik Oim ini mulai dirintis dengan modal lima ratus ribu rupiah serta untuk sirih dan kapur, pemilik lapar siri pinang ini datangkan langsung dari Wamena.
"Kalau sirih sama kapur, saya datangkan langsung dari Wamena. Kalau untuk pinang, saya beli dari ibu-ibu di pasar," beber interpreneur muda Papua ini.
Oim juga menghimbau kepada mahasiswa khususnya dari Indonesia Timur agar dapat terus menyalurkan ide kreatifnya termasuk dalam lini usaha.
"Kita disini harusnya tidak hanya sebatas kuliah saja. Tapi kita juga harus berpikir untuk tetap bertahan di akhir bulan saat dompet mulai menipis. Selain itu, tentu sebagai pemuda yang datang dari luar pulau Jawa, alangkah menariknya jika kita bisa berbagi wawan budaya sekaligus memperkenalkan kekayaan tradisi lokal kita kepada masyarakat di Jawa," singkat Oim.
Perlu diketahui, tradisi makan sirih pinang adalah tradisi saling menyuguhkan sirih dan pinang kemudian dikunyah (dimakan) secara bersama, baik oleh yang menyuguhkan maupun oleh yang disuguhi sirih dan pinang tersebut. Suguhan tersebut tidak memandang asal-usul, suku, ras dan agama.
Selain itu, ada beberapa jurnal menyebutkan Sirih Pinang adalah simbol pemersatu anggota suku dan praktik berbagai bentuk komunikasi yang memiliki nilai dan makna dalam keluarga dan persahabatan.
Di sisi lain, menginang atau makan pinang sirih ternyata bagus untuk alternatif perawatan gigi. Menginang juga dapat menyembuhkan luka di mulut, menghentikan pendarahan gusi, dan bagus dijadikan obat kumur. (eco/gol)
Load more