"Warga mengira itu pewarna, kayak bahan kimia mas," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan mengaku, belum bisa memastikan penyebab warna merah pada air sungai itu.
"Kami masih melakukan penelusuran, terkait air sungai warna merah tersebut," ucap Supriyanto, Kepala DLH Pamekasan.
Selain di aliran sungai di Kelurahan Jungcangcang, air yang berubah merah ini, juga terjadi di Kelurahan Bugih, kecamatan setempat.
Diketahui, wilayah Desa Klampar, mayoritas warganya sebagai pengrajin (sentra) batik tulis khas Pamekasan dengan menggunakan bahan kimia yang selama ini dibranding oleh Bupati Pamekasan. (vaf/far)
Load more