Surabaya, tvOnenews.com - Young Buddhist Association Indonesia (YBAI) bersama studiagama.id menggelar kajian membahas tentang moderasi beragama dalam pandangan agama-agama. Kajian yang digelar secara online itu, menghadirkan tokoh-tokoh dari agama Buddha, Kristen, dan juga Hindu. Acara dipandu langsung oleh William Umboh, seorang pekerja seni dan Duta Cerita dari The Habibie Center.
“Jadi, Sidharta yang merupakan anak seorang raja dan anak tunggal meninggalkan kemewahan itu semua karena memang orang yang antitesis dan anti kemamapanan. Dia menjalani pertapaannya yang bermacam-macam,” terang Bhikku Dhammasubho Mahathera.
Pendeta Aryanto Nugroho yang merupakan pimpinan Gereja JAGI juga menyampaikan pandangannya saat itu. Menurutnya, Guru Agung Yesus Kristus hadir di tengah-tengah orang Yahudi yang sangat sektarian dan membenci orang non Yahudi. Makanya, saat itu dia melakukan reformasi antara orang Yahudi dengan orang non Yahudi.
“Yesus Kristus menunjukkan bahwa relasi keberagamaan dengan Allahnya itu tidak perlu memutus hubungan dengan sesama manusia. Makanya, ketika ditanya oleh ahli taurat apa sebenarnya inti ajaranmu itu? Dia menjawab inti ajaranku adalah kenallah Allah yang satu itu dan kasihlah dia dengan sepenuh hati, dan kedua, perlakukanlah sesama manusia itu seperti dirimu sendiri,” kata Pendeta Aryanto.
Baginya yang merupakan Kristen Unitarian berpandangan bahwa Allah itu benar-benar satu. Kalau hanya ada satu Allah yang disembah oleh semua manusia, tentu saja keselamatan itu tidak hanya dimiliki oleh salah satu institusi agama tertentu.
Sementara itu, tokoh agama Hindu KA Widiantara yang merupakan Ketua Acarya Media Nusantara, mencermati bahwa apa yang dipaparkan oleh bhikku dan pendeta itu nilai-nilai dan saripatinya sebenarnya hampir mirip secara substansinya, meskipun istilahnya berbeda.
Load more