Surabaya, tvOnenews.com - Warga Surabaya ramaikan ajang Java Coffee Culture (JCC) yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim), dan berhasil membukukan transaksi penjualan produk sebesar Rp25,63 miliar. Capaian tersebut melampaui target transaksi sebesar Rp18 miliar.
“Kopi sudah dipilih dan dikurasi oleh ahli kopi. Mulai dari aspek bahan baku, pengolahan sampai hasil akhirnya sudah diuji,” kata Doddy pada puncak acara Semarak JCC & Festival Peneleh yang digelar di sepanjang Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu (9/7) sore.
Selain itu, lanjut dia, pembeli yang datang umumnya juga sudah mengetahui karakteristik dan kualitas masing-masing kopi. Beberapa produk yang dijual memang sudah punya nama, sehingga begitu dipasarkan, permintaannya langsung tinggi.
Sejumlah buyer yang datang dalam business matching sebagian besar adalah aggregator untuk ekspor. Bahkan lebih dari 70 persen transaksi dalam business matching bertujuan ekspor. Negara tujuan ekspor mayoritas ke Jepang, Mesir dan Eropa.
“Yang mengikuti business matching semuanya kopi Jawa,” terangnya.
Sementara itu, Deputi Gubenur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta membeberkan potensi pengembangan kopi di Jawa. Produksi kopi di Jawa pada tahun 2022 sebesar 99.000 ton.
Secara spasial, produksi kopi tersebar di wilayah Jawa yang utamanya didominasi dari provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Dari sisi ekspor, komoditas unggulan kopi di Jawa didominasi oleh Jawa Timur dan mayoritas diekspor ke Mesir, Jepang dan Italia. Ekspor kopi not roasted (biji kopi) di Jawa masih cukup tinggi (pangsa pasar 28 persen) dibandingkan kopi roasted dan ekstrak kopi.
“Sehingga masih terdapat ruang untuk hilirisasi komoditas kopi olahan di Jawa,” katanya.
Dia menambahkan, komoditas kopi roasted di Jawa masih didominasi oleh Jawa Timur, dan komoditas ekstrak kopi di Jawa, didominasi oleh Banten. Sementara ekspor olahan kopi mayoritas diekspor ke Filipina.
Untuk ekspor biji kopi (not roasted) di wilayah Jawa, periode Januari-April 2023 didominasi Jawa Timur dengan pangsa pasar 86 persen dengan Mesir, Jepang dan Italia sebagai mitra dagang utama.
Sedangkan ekspor kopi roasted di wilayah Jawa, lanjut Filianingsih, didominasi ekspor dari Jawa Timur sebesar 85 persen. Dan ekspor ekstrak kopi didominasi Banten sebesar 87 persen.
“Filipina jadi mitra dagang utama ekspor olahan kopi,” katanya.
Lebih jauh, Filianingsih mengapresiasi kesuksesan dari pelaksanaan JCC 2023, yang juga bersinergi dengan Pemkot Surabaya. Kesuksesan ini tidak hanya dari nilai transaksi yang dihasilkan namun juga antuasiame peserta dalam rangkaian kegiatan JCC mulai 5 Juli hingga 9 Juli 2023. Sampai 9 Juli 2023 pukul 12.00 WIB, total pengunjung JCC & Festival Peneleh lebih dari 6.000 orang.
Peserta dalam talkshow sebanyak 1.447 orang, terdapat 32 pelaku UMKM yang mengikuti workshop. Sementara UMKM yang berpartisipasi dalam kegiatan Showcase UMKM sebanyak 41 UMKM baik UMKM binaan BI maupun UMKM Mitra BI.
“Event ini kami harapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya. (zaz/far)
Load more