Malang, tvOnenews.com - Tingginya hargai cabai rawit di pasaran yang sempat menembus Rp80.000 per kilogram, membuat masyarakat menjerit. Namun kini masyarakat bisa bernafas lega lantaran harga cabai telah kembali normal.
Sejak dua pekan terakhir, harga jual cabai mereka ke tengkulak hanya Rp10.000. Harga tersebut telah mengalami kemerosotan tajam ketimbang sebelumnya yang mampu di hargai sebesar Rp24.000 per kilogram.
Rendahnya harga jual membuat para petani akhirnya merugi, karena penjualan hasil panen tidak mampu menutupi biaya produksi.
Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca yang tak menentu, sehingga banyak lahan pertanian yang mengalami gagal panen karena cabai telah membusuk sebelum masa panen.
Sementara, untuk melakukan perawatan ekstra dengan memberikan pupuk dan vitamin, para petani tidak lagi memiliki anggaran.
“Ya akibatnya banyak lahan pertanian yang terserang hama dan akhirnya gagal panen, bahkan banyak tanam cabai membusuk dan banyak dibongkar untuk diganti tanaman lain,” kata Uce, petani cabai, Rabu (12/7).
"Jika harga jual cabai tidak kembali normal di angka Rp24.000 hingga Rp25.000 per kilogram, maka akan banyak petani yang terancam mengalami kerugian cukup besar karena tak lagi memiliki modal yang cukup," ujar Uce.
Uce menambahkan, biaya awal tanam hingga panen, lahan cabai dengan luasan satu hektar, mengabiskan biaya kurang lebih Rp100 juta.
"Dengan kondisi seperti ini, biaya tanam dan perawatan bisa kembali, sudah beruntung," jelas Uce.
Sementara untuk mengembalikan modal akibat kerugian bercocok tanam cabai, para petani berencana akan mengganti tanaman lain.
"Kita berencana akan mengganti tanaman lain yang sesuai dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini," pungkasnya. (eco/far)
Load more