Dia juga menunggu saat pagi buta menjelang pencarian hari kedua, Minggu (9/7) kemarin. Menurut kesaksian warga, Nita menunggu lagi di pasir pantai. Bahkan dia menyiapkan kopi dan rokok untuk sang suami dengan harapan Bayu segera kembali.
"Tadi pagi (kemarin) di sini, istrinya nangis nunggu suaminya,” ucap Rokip, salah seorang pemilik warung.
Dia menyebut, bahwa Nita menunggu hingga apel pagi jelang pencarian dilakukan. Hingga akhirnya, Nita diharuskan istirahat oleh tim relawan karena tak enak badan.
Rokip menceritakan, Bayu adalah salah satu dari tiga WNI yang datang untuk menyelamatkan dua mahasiswa. Salah satunya sempat memainkan paddle board Surf atau semacam papan selancar dengan dayung hingga terseret arus.
Tampak di lokasi, paddle board milik Ana tersangkut di salah satu pulau kecil tak jauh dari lokasi hilangnya para korban.
“Sudah ada yang memperingatkan, mereka ada yang bawa semacam selancar dan akhirnya hanyut. Yang mau nolong malah ikut terbawa ombak,” imbuh Rokip.
Sementara itu, Ruspandi alias Pendik (24) warga Jalan Tritomulyo, Desa Klagen, Kecamatan Tajinan, juga sempat terseret gelombang laut. Keluarganya sempat menangis sebelum mendapat informasi Ruspandi, yang menjadi tulang punggung keluarga itu, ditemukan.
Load more