Lumajang, tvOnenews.com - Memasuki tahun ajaran baru, puluhan siswa SDN Nguter 5 Kecamatan Pasirian, Lumajang, nampak tetap bersemangat untuk bersekolah, Senin (17/7).
Sejak pukul 06.30 WIB, terpantau satu per satu siswa mulai berdatangan ke sekolah yang sebagian diantaranya masih tinggal di tempat pengungsian Balai Desa Nguter.
Cinta Aurel (12), salah satu siswa kelas 6 mengaku harus bangun lebih pagi karena jarak sekolah dari tempat pengungsian lumayan jauh.
"Tadi bangun lebih pagi, takut terlambat. Kalau dulu kan dekat dari rumah. Tapi sekarang lebih jauh jaraknya, sekitar 2 kilometer dari pengungsian," kata Aurel kepada tvOnenews.com, Senin (17/7).
Aurel juga mengaku masih memilih bertahan di tempat pengungsian karena harus mengikuti orang tuanya.
"Iya, masih tinggal di pengungsian bareng ibu. Rumahnya masih kotor banyak lumpur. Nanti kalau sudah bersih ya pulang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDN Nguter 5, Makhtumah Hidayah menyatakan bahwa memasuki tahun ajaran baru ini, kegiatan belajar mengajar akan tetap diberlakukan seperti biasa meskipun dalam kondisi penuh keterbatasan karena dari total siswa SD sebanyak 45 orang dan 20 siswa TK, terpaksa harus belajar dalam satu ruang kelas.
"Proses belajar mengajar tetap kita laksanakan seperti biasa. Hanya saja karena sejumlah ruang kelas tidak layak lagi digunakan karena rawan ambruk karena sudah terlalu tua dan beberapa tiangnya patah akibat terjangan banjir kemarin," tutur Makhtumah.
Pantauan tim tvOnenews.com di lokasi, terlihat ada 2 ruang kelas, satu ruang guru dan 3 ruang sekolah TK dipasang garis pembatas karena kondisinya sangat berbahaya jika dipergunakan kegiatan belajar mengajar karena rawan ambruk.
"Ya mudah-mudahan secepatnya direnovasi kembali. Kasihan siswa jika terlalu lama belajar dalam kondisi seperti ini," pungkasnya. (wso/gol)
Load more