Surabaya, tvOnenews.com - Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) persiapkan diri mencetak kurator-kurator handal dan berintegritas. Setelah selesai menggelar uji kompetensi di Jakarta, kini giliran Kota Surabaya. Selama tiga belas hari terhitung 17-29 Juli, uji kompetensi tersebut diadakan di Hotel Shangrilla.
Sebanyak 50 peserta dari lulusan akutan publik dan advokat mengikuti ujian itu, semua peserta tampak serius mengikuti tes. Bahkan, sejumlah peserta saat jam istirahat bukannya bersantai malah terlihat membaca buku-buku soal hukum.
Imran Nating, Ketua AKPI mengatakan, ujian profesi kurator memang berlangsung ketat. Setiap peserta diizinkan membuka buku, namun materi yang diujikan sangat banyak. Mulai pengurusan penundaan pembayaran utang, pajak, akutansi, hingga hukum bisnis.
"Jadi soal ujiannya sangat banyak mulai dari hukum, pajak, akutannya, keuangan akan diuji. Diujung nanti akan ada ujian dua lapis yakni ujian tulis dan lisan. Kalau lolos baru kami merekomendasikan ke Kementerian Hukum dan HAM. Setelah mendapat lisensi baru boleh membuka praktik," kata Imran.
Menghadapi tantangan yang cukup berat, ujian profesi kurator, dirancang sangat ketat. Tahun 2021 ada sebanyak 900 perusahaan Indonesia menyandang status pailit. Setelah pandemi selesai, perekonomian bisnis di Indonesia belum sepenuhnya membaik. Dalam kondisi demikian dibutuhkan profesionalitas kurator yang profesional.
Sementara itu, Nien Rafles Siregar Sekjen AKPI mengatakan, dalam ujian ini para calon-calon kurator juga akan diajarkan memahami kode etik profesi.
Tujuannya supaya saat membuka praktik sesuai aturan main tidak bekerja untuk membela salah satu pihak tertentu. Sehingga, harapannya para kurator bisa bekerja secara idealis.
Load more