Surabaya, tvOnenews.com – SMP Tenggilis Jaya Surabaya belakangan ini menjadi perhatian publik. Pasalnya, sekolah SMP swasta yang berlokasi di jalan Tenggilis Jaya nomor 14 Surabaya ini, hanya memiliki satu siswa di kelas 7 pada tahun ajaran baru 2023-2024 ini. Pascaramainya pemberitaan sekolah tersebut, kepala sekolahnya dikabarkan mendadak sakit.
Hanya saja, halaman yang luas di sekolah tersebut tak ada aktivitas siswa sama sekali, meskipun rindang banyang-bayang pohon membuat orang yang berada di sana seolah betah berlama-lama. Informasi yang didapatkan, kabarnya siswa sedang diliburkan.
Perlu diketahui, SMP Tenggilis Jaya ini siswanya memang sedikit. Untuk kelas 9 SMP siswanya hanya 13 orang. Sedangkan siswa kelas 8 juga hanya dua orang. Tragisnya lagi, untuk siswa kelas 7 pada musim ajaran baru ini, hanya satu siswa.
“Awalnya, siswa di sini itu ada dua orang. Namun, satu siswa lagi mengundurkan diri, setelah sehari masuk mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Jadi praktis sekarang tinggal satu siswa,” ujar Hari, Kepala SMP Tenggilis Jaya, saat itu.
Pasca ramainya pemeberitaan terkait siswa SMP yang jumlahnya satu siswa ini, membuat sekolah swasta tersebut menjadi perbincangan publik di Surabaya. Tak hanya itu, kabarnya kepala sekolah ini jatuh sakit.
“Pak Hari Kepala Sekolah SMP ini tidak masuk, mas. Beliaunya sedang sakit dan lagi istirahat di rumah,” kakta Luluk, penjaga sekolah tersebut, sembari menutup pintu gerbang sekolah.
Luluk enggan memberi informasi lebih banyak, terkait sakitnya kepala SMP tersebut. Begitu juga untuk bercerita terkait sedikitnya siswa yang belajar di sekolah ini. Kemudian Luluk pamit masuk ke dalam sekolah.
Informasi yang didapat, SMP Tenggilis Jaya ini awal beridiri, memiliki jumlah siswa yang cukup banyak. Satu kelas jumlah siswanya mencapai 40 orang. Mulai kelas 7, 8, dan 9. Bahkan, pihak sekolah sampai harus membagi waktu jam belajar mengajar pagi dan siang hari, karena jumlah kelas yang kurang.
“Penurunan jumlah siswa di sini terjadi mulai sistem zonasi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Jumlah tersebut semakin menyusut saat pandemi Covid 19 menerjang selama tiga tahun. Siswanya semakin berkurang drastis,” ujar salah seorang sumber di lingkungan sekolah tersebut.
Meski biaya sekolah atau SPP di sekolah ini relatif murah untuk ukuran sekolah swasta di Surabaya, yakni Rp100.000, namun hal ini tak membuat jumlah siswa bertambah. Sebaliknya, sekolah ini justru terus terpuruk. (msi/far)
Load more