Probolinggo, tvOnenews.com - Sebuah inovasi Desa Wisata diciptakan oleh kolaborasi Universitas Airlangga (Unair) dan Stikes Hafshawati Zainul Hasan Genggong, bersama masyarakat Suku Tengger Bromo, melakukan budidaya penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan edukasi penyulingan minyak atsiri buah adas sebagai bahan minyak angin, di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, Rabu (26/7).
Retno, Dosen Farmasi Unair mengatakan, beragamnya tanaman yang ada di sekitar masyarakat Suku Tengger merupakan kekayaan tersendiri dari daerah ini, namun tidak banyak masyarakat Desa Ngadisari yang memanfaatkannya secara baik.
“Pengabdian masyarakat setempat merupakan salah satu kewajiban akademisi agar masyarakat bisa mengenal terutama di bidang farmasi ini, khususnya di Desa Ngadisari yang memiliki buah adas melimpah," katanya.
Dari hasil penelitian Batoro dkk, pada tahun 2010 silam bahwa masyarakat Tengger memiliki 118 jenis tumbuhan obat. Jenis-Jenis tersebut dapat digunakan untuk menyembuhkan 60 gejala penyakit. Salah satu tanaman yang tumbuh liar dalam jumlah banyak dan tidak dimanfaatkan dengan baik adalah buah adas.
"Tanaman buah adas memiliki khasiat menurunkan demam, meredakan batuk, gatal dan masuk angin. Minyak atsiri yang terkandung dalam buah adas ini dapat digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga berpotensi untuk mencegah virus corona," tambahnya.
Pada tahun 2022 lalu, tim kami telah melakukan pelatihan pengembangan produk jamu dan simplisia dari tanaman lokal Bromo bagi masyarakat Desa Ngadisari.
Load more