"Produk tersebut berupa jamu godogan, teh herba dan juga simplisia yang dapat digunakan sendiri oleh masyarakat bagi kesehatan. Masyarakat antusias untuk mendapatkan informasi lebih tentang tanaman obat, khususnya buah adas yang tumbuh banyak dan liar," tandasnya.
Di sisi lain, masyarakat Suku Tengger Bromo sangat antusias karena buah adas ini memiliki banyak manfaat. Padahal masyarakat lokal mengiranya sebagai tumbuhan liar.
“Kami baru tau terkait tanaman buah adas yang memiliki banyak manfaat, warga Tengger sangat bersyukur atas partisipasi panitia dan gabungan mahasiswa yang berada di lokasi,” ujar Pono salah satu warga Desa Ngadisari.
Sementara itu, Fahmi Dosen Farmasi STIKES Hafshawaty menyampaikan, sangat bangga atas anak didiknya yang sukses mengetahui banyaknya tumbuhan liar yang memiliki khasiat farmasi.
“Terimakasih pada semua rekan khususnya dari farmasi UNAIR yang menyukseskan acara ini dengan melibatkan mahasiswa asing, agar mengetahui bahwa di Indonesia terdapat banyak tumbuhan yang memiliki khasiat farmakologis," ucapnya.
Diketahui jumlah peserta yang hadir ada 15 warga lokal diantaranya karang taruna dan para pekerja kebun serta 30 mahasiswa asing peserta program Summer Camp dari Farmasi Airlangga yakni Malaysia, Filipina, Thailand dan India. (msn/far)
Load more